Cari Blog Ini

Rabu, 02 Maret 2011

Penyadaran: Bertahap atau Mendadak?

Ada beberapa orang beruntung yang menemukan penyadaran secepat kilat. Mereka tiba-tiba saja mengalami penyadaran. Ada orang-orang yang tumbuh sedikit demi sedikit menuju penyadaran, perlahan-lahan, setahap demi setahap, makin lama makin meningkat. Tidak ada hukum umum mengenai proses penyadaran.

Bila Anda beruntung dan Tuhan berbaik hati kepada Anda, atau bila Anda dianugerahkan berkat Ilahi (Anda dapat menggunakan ungkapan teologis apa pun), mungkin secara tiba-tiba Anda memahami siapa JATI DIRI ANDA sesungguhnya. Anda akan menjadi seseorang yang benar-benar lain. Anda tidak pernah menjadi seperti diri Anda sebelumnya. Tidak ada lagi yang akan dapat memengaruhi diri Anda dan tidak seorang pun dapat menyakiti Anda lagi.

Anda tidak lagi terpengaruh hal yang sia-sia seperti mengusahakan supaya potret Anda dimuat di suratkabar atau mempunyai banyak uang. Anda tidak lagi terpengaruh oleh keberhasilan atau kegagalan. Semua itu tidak berarti apa-apa bagi Anda!

Saat itulah Anda menyadari kehidupan yang manusiawi. Hal yang hanya dapat Anda temukan melalui penyadaran. Dalam penyadaran, Anda akan memahami bahwa kehormatan tidak punya arti apa-apa. Kehormatan hanya merupakan kesepakatan hidup bermasyarakat yang tidak tertulis. 

Karena itu, para mistik dan para nabi tidak mempersoalkannya. Kehormatan atau nama buruk tidak berarti apa-apa bagi mereka. Mereka hidup dalam dunia mereka sendiri, dunia tempat orang-orang yang sudah ‘bangun,’ yang sudah mengalami penyadaran.

(Dari: Buku Awarness – Butir-Butir Mutiara Pencerahan, karya Anthony de Mello, S.J. Penerbit: Gramedia, 1999)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar