Cari Blog Ini

Senin, 28 Maret 2016

Orang yang Berbahagia


Orang yang berbahagia bukanlah orang yang berada dalam suatu keadaan tertentu, melainkan seorang dengan perangkat sikap tertentu. 

Hugh Downs (1921 - ..), penyiar dan produser tv, penulis.


(Dari: Buku A Cup of Chicken Soup for the Soul, karya Jack Canfield, Mark Victor Hansen, Barry Spilchuk. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2000)

Senin, 21 Maret 2016

Tak Ada yang Dapat Menghambat Orang Ini

Ketika berumur 8 tahun, Glenn Cunningham (1909-1988) mengalami luka bakar parah di bagian kakinya, sedangkan kakaknya Floyd berumur 13 tahun meninggal dalam kecelakaan itu. Para dokter yang merawatnya angkat tangan. Menurut mereka, Glenn akan menderita cacat tetap dan menggunakan kursi roda seumur hidup. "Ia tidak akan bisa berjalan lagi," kata mereka.

Para dokter memang memeriksa keadaan kaki Glenn, namun tak mungkin mereka bisa melihat ke dalam lubuk hatinya. Glenn tidak peduli akan kata-kata mereka. Ia bertekad, pasti bisa berjalan lagi!

Sementara masih terkapar di tempat tidur, dengan kaki yang kurus dan tampak merah bekas luka bakar, Glenn berikrar, "Minggu depan, aku akan bangun dari tempat tidur. Aku akan berjalan." Dan itu benar-benar dilakukannya. 

Ibunya bercerita, betapa ia sering menyingkapkan gorden dan memandang ke luar, melihat Glenn menaikkan tangan untuk menggenggam alat pembajak tanah yang sudah tidak dipakai lagi. Di pekarangan, dengan kedua tangan memegang gagang alat bajak, ia mulai melatih kakinya yang cacat.

Dengan setiap langkah yang menyakitkan, semakin dekat ia pada tujuan yang telah diikrarkannya: bisa berjalan lagi. Tak lama kemudian, ia sudah mulai berlari-lari dengan lambat, semakin lama semakin cepat dengan gerak semakin pasti.

"Sejak awal aku sudah yakin, aku bisa berjalan lagi. Ternyata memang bisa. Sekarang aku akan berlari lebih cepat dari siapa pun juga," ujar Glenn. Ia menjadi pelari tangguh untuk jarak 1 mil dan mencatat prestasi rekor dunia dalam Olimpiade musim panas tahun 1936. Ia menerima penghormatan sebagai atlet luar biasa abad ke-20 di Madison Square Garden, Amerika. (Jeff Yalden)

(Dari: Buku A Cup of Chicken Soup for the Soul, karya Jack Canfield, Mark Victor Hansen, Barry Spilchuk. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2000)



Dalam perlombaan lari, orang berhadapan dengan dirinya sendiri sebagai musuh terkejam. Pelari-pelari lain bukan musuh sesungguhnya. Musuh ada di dalam dirinya. Dengan kemampuan nalar dan hatinya, orang bisa menguasai diri dan perasaannya. (Glenn Cunningham)
 

Minggu, 13 Maret 2016

Keheningan untuk Menyentuh Jiwa


Kita perlu menemukan Tuhan, dan Ia tidak dapat ditemukan dalam kegaduhan dan kegelisahan. Tuhan adalah kawan keheningan. Lihatlah bagaimana alam - pohon, bunga, dan rumput tumbuh dalam keheningan; lihatlah bintang, bulan, dan matahari, bagaimana mereka bergerak dalam keheningan.... Kita membutuhkan keheningan, agar mampu menyentuh jiwa-jiwa. (Ibu Teresa, 1910-1997)   

Senin, 07 Maret 2016

Tuhan adalah Kawan Keheningan

Keheningan membuat kita melihat sesuatu dengan sudut pandang baru. Keheningan kita butuhkan agar dapat menyentuh jiwa. Yang pokok bukanlah apa yang kita katakan, tetapi apa yang Tuhan katakan kepada kita.

Tuhan selalu menunggu kita dalam keheningan. Dalam keheningan Ia akan mendengarkan kita, berbicara kepada jiwa kita, dan kita akan mendengarkan suara-Nya.

Keheningan batin sulit diraih, tetapi kita perlu berusaha meraihnya. Dalam keheningan kita akan menemukan kekuatan baru dan keutuhan yang nyata. Kekuatan Tuhan akan menjadi kekuatan kita, sehingga kita dapat melakukan segala yang baik.

(Dikutip dari buku Memetik Keheningan - Persembahan Harian 2016. Penerbit Sekretariat Nasional Kerasulan Doa Indonesia)

Rabu, 02 Maret 2016

Terapi Kata

Praktikkan terapi kata: 
keheningan, kehalusan budi, ketenangan, kedamaian hati. Ucapkan kata-kata dahsyat dan menyembuhkan ini berkali-kali kepada diri Anda setiap hari. Biarkan kata-kata tersebut menyeimbangkan kehidupan Anda yang penuh stres.

(Dari: Buku Berpikir Positif Setiap Hari, karya Norman Vincent Peale. Penerbit Interaksara, 2001)