Cari Blog Ini

Rabu, 31 Desember 2014

Dua Kotak

Di kedua tanganku ada dua kotak
Yang Tuhan berikan kepadaku untuk kupegang
Ia berkata, "Masukkan semua dukacitamu ke kotak hitam,
dan semua sukacitamu ke kotak emas."

Aku menuruti kata-kataNya
Kusimpan semua sukacita dan dukacitaku
Namun, kotak emas menjadi semakin berat setiap hari,
sedangkan kotak hitam tetap ringan seperti sebelum kuisi.

Dengan rasa ingin tahu, aku membuka kotak hitam
Aku ingin tahu mengapa kotak itu tetap ringan?
Aku perhatikan, di dasar kotak itu ada lubang
Semua dukacitaku mengalir keluar dari situ.

Aku menunjukkan lubang itu kepada Tuhan,
"Ke mana perginya semua dukacitaku?" tanyaku
Ia tersenyum lembut dan berkata,
"Mereka semua ada di sini, bersamaku."

Lalu aku bertanya lagi kepada Tuhan,
mengapa Ia memberiku kotak emas tanpa lubang dan kotak hitam dengan lubang di bawahnya?
KataNya, "AnakKu, hitunglah semua berkat yang kamu peroleh dalam kotak emas, dan biarkanlah berlalu semua dukacita di dalam kotak hitam."

(Dari: Buku Nikmatilah Fajar Menyingsing bersama Allah - Bacaan Inspirasional untuk Mengawali Hari Anda menurut Cara Allah, editor Daru Susilowati. Penerbit Gospel Press, 2002)

Selamat Berlalu Tahun 2014,
Selamat Datang Tahun 2015
 

Senin, 29 Desember 2014

Di Balik Setiap Adu Kekuatan, Terdapat Luka Lama

Kita beradu kekuatan untuk melindungi diri sendiri dari luka lama. Dalam adu kekuatan tersebut, dua orang dipertentangkan. Orang lain menyebabkan kita patah hati; sikap ini mungkin saja bukan perilaku harfiah, tetapi metaforik atau esensial bagi situasi luka lama.

Keengganan kita untuk menghampiri pihak lain sesungguhnya adalah keengganan kita untuk menuju dan melewati luka ini. Kendati kita takut hal yang sama akan terulang lagi dan menyakiti kita, jika kita mau mengungkapkan dan mengomunikasikan patah hati di balik adu kekuatan ini, kita mulai menghentikan adu kekuatan tersebut.

Latihan

Hari ini, cobalah simak tempat Anda tengah berebut kekuasaan, dan bersedialah untuk berbagi sisi Anda. Apa yang terjadi pada Anda? Bersedialah untuk membicarakan apa yang menghancurkan hati Anda pada masa lalu, sebab komunikasi adalah awal dari penyembuhan dan akhir dari adu kekuatan.

(Dari: Buku Kalau Sakit, Bukan Cinta - 366 Rahasia Hubungan yang Sukses, karya Chuck Spezzano, Ph.D. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2013)

Sabtu, 27 Desember 2014

Membuat Perbedaan

Chris Gross dari Santa Clara, California, mendengar tentang 137 anak yang kehilangan salah satu atau kedua orangtua mereka dalam pengeboman gedung federal di Oklahoma City. Gross berpikir, "Ke mana aku akan pergi, kalau kedua orangtuaku tidak ada lagi, ketika aku sedang bertumbuh?" 

Berlatar pemikiran tersebut, Gross berupaya mengumpulkan dana perguruan tinggi bagi anak-anak itu. Langkah pertama, ia menemui CEO perusahaan tempatnya bekerja dan memberitahu bahwa ia akan menyumbangkan gajinya setahun sebesar US$ 53.874 sebagai seorang analis investasi untuk dana beasiswa tersebut. 

Kemudian, Gross menantang perusahaan tempatnya bekerja dan 18 perusahaan lain untuk menyamai pemberiannya, agar jumlah dana beasiswa keseluruhan mencapai US$ 1 juta. "Tidak mudah hidup tanpa gaji," Gross mengakui, namun pria berusia 26 tahun ini tidak punya hutang dan hidup hemat bersama empat temannya dalam satu kamar. 

Berita tentang pemberian Gross cepat menyebar ke seluruh wilayah pantai tengah California. Banyak penduduk merespons dengan memberikan donasi pribadi. Beberapa pertunjukan, konser, dan seminar amal digelar.

Dapatkah teladan seseorang membuat perbedaan? Dalam empat bulan, dana yang dikumpulkan Gross mencapai US$ 525.000!

(Dari: Buku Kisah-Kisah Rohani Pembangkit Semangat untuk Pemimpin, editor Dr. Lyndon Saputra. Penerbit Gospel Press, 2002)

Senin, 22 Desember 2014

Mawar untuk Ibu

Seorang pria berhenti di toko bunga untuk memesan sebuah karangan bunga yang akan dikirim ke ibunya yang tinggal 250 km darinya. Begitu keluar mobil, ia melihat anak perempuan berdiri di trotoar jalan sambil menangis. 

Pria itu mendekati anak perempuan tersebut dan menanyainya.  "Aku ingin membeli setangkai mawar merah untuk ibuku, tetapi uangku tidak cukup," jawab anak itu sambil terisak.

Pria itu tersenyum dan berkata, "Ayo ikut, aku akan membelikanmu bunga yang kau inginkan." Ia memesan karangan bunga untuk ibunya sekaligus membelikan setangkai mawar.

Ketika hendak pulang, ia menawarkan mengantar anak perempuan itu pulang. "Ya tentu saja. Maukah Bapak mengantar saya ke tempat ibu saya?" tanya anak kecil itu. 

Mereka berdua menyusuri jalan, menuju ke tempat yang ditunjukkan anak perempuan itu - sebuah pemakaman umum. Anak itu lalu meletakkan setangkai bunga mawar di atas sebuah kuburan yang masih basah tanahnya.

Hati pria itu menjadi trenyuh, ia teringat sesuatu. Setelah mengantar anak perempuan tersebut pulang, ia segera kembali ke toko bunga dan membatalkan pesanannya.

Ia mengambil karangan bunga yang dipesannya dan mengendarai mobilnya sendiri menuju ke rumah ibunya.

(Dari: Buku Inspiring Stories - Kisah-kisah Inspiratif Pilihan yang Menggugah Jiwa, editor Wahyudi Sutrisno. Penerbit Cakrawala, 2009)

Rabu, 17 Desember 2014

Kebahagiaan yang Tak Bisa Hilang

Kebahagiaan yang berasal dari dalam batin, tidak bisa diambil. Namun, jika kita bergantung pada hal-hal di luar demi kebahagiaan kita, kita akan kehilangan kebahagiaan ketika hal-hal di luar itu berubah.

Jika kita ingin terus merasakan kebahagiaan dalam diri kita, bagikannya kepada orang-orang di sekitar kita, kendati dalam situasi sulit, maka kebahagiaan dalam relasi kita tak akan pernah hilang. 

Bila kita memberikan kebahagiaan, kita akan bertumbuh dengan dahsyat dan menyembuhkan orang lain. Kebahagiaan kita pun semakin bertambah.

Latihan

Hari ini, cermatilah situasi di mana kebahagiaan Anda tampaknya bergantung pada hal-hal di luar diri Anda. Dengan sedikit perubahan, bagikanlah kebahagiaan dari dalam diri Anda. Setiap orang akan memperoleh manfaatnya dan kita bersama akan bergerak maju. 

(Dari: Buku Kalau Sakit, Bukan Cinta - 366 Rahasia Hubungan yang Sukses, karya Chuck Spezzano, Ph.D. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2013)

Minggu, 14 Desember 2014

Mendoakan Kehendak Tuhan

Ketika David Dorr, dokter bedah di Amerika Serikat, diberitahu ia mengidap penyakit Hodgkin (kanker getah bening); ia menyadari waktu hidupnya terbatas, tetapi ia tetap bekerja.

Istrinya, Roberta Dorr, merespons dengan cara berbeda. Ia bertanya kepada Tuhan, "Mengapa?" namun tak ada jawaban. Akhirnya, Roberta mengubah pertanyaannya, "Bagaimana Tuhan ingin aku berdoa untuk suamiku?"

Roberta lalu berkeyakinan, ia harus berdoa agar suaminya bisa menggunakan pengetahuan medis yang dimilikinya untuk kebaikan orang lain. Ketika Roberta mulai berdoa seperti itu, beban berat terangkat dari hatinya.

Setahun kemudian, sewaktu menjalani pemeriksaan berkala, para dokter di rumah sakit John Hopkins terkejut. Mereka tidak mendapati jejak penyakit Hodgkin dalam tubuh David. 

Tiga tahun berselang, para dokter membebaskan David dari penyakit itu sama sekali, tanpa mampu menjelaskan apa yang terjadi. David lalu pergi ke jalur Gaza, di mana ia sangat dibutuhkan sebagai dokter bedah. 

Untuk dapat mendoakan kehendak Tuhan, pertama-tama kita harus tahu apa yang menjadi kehendakNya itu. Mintalah petunjukNya dan Ia akan menjawab.

Sebagaimana napas bagi tubuh, begitu pula doa bagi jiwa.

(Dari: Buku Kisah-Kisah Rohani Pembangkit Semangat - untuk Pendoa, editor Dr. Lyndon Saputra. Penerbit Gospel Press, 2002)

Kamis, 11 Desember 2014

Jalan Tol Informasi

Tenggelam dalam data merupakan bagian sehari-hari dalam kehidupan perusahaan saat ini. Memiliki terlalu banyak informasi sama berbahayanya dengan hanya memiliki terlalu sedikit informasi.

Tersedianya informasi yang berlimpah menyebabkan tingkat stres semakin besar dan muncul ketidakpuasan dalam pekerjaan - termasuk di dalamnya sindrom kelelahan informasi seperti gelisah, meragukan diri sendiri, kehilangan kapasitas menganalisis, cenderung menyalahkan orang lain, menyia-nyiakan waktu, dan dalam beberapa hal menderita penyakit.

Kita memiliki terlalu banyak informasi yang begitu cepat datangnya. Padahal, hanya ada sejumlah rincian dalam kehidupan seseorang yang mampu ditangani dengan baik. Ketika batas itu terlampaui, otak kita menolak untuk memroses lebih lanjut.

Dalam 30 tahun terakhir ini, kemajuan telah memberi kita begitu banyak informasi dibandingkan seluruh informasi selama 5000 tahun sebelumnya. Ke mana pun kita memandang, kita dikelilingi data. Contohnya, selama setahun, ada 230 jurnal yang saya terima. Semua jurnal hanya disimpan, rencananya saya baca pada hari-hari yang hanya ada di angan-angan saya.

Tak seorang pun sanggup mengejar semua informasi. Untuk merespons informasi, kembangkanlah sistem penyeleksian informasi Anda. Seleksilah dengan ketat. 

Jika kita tidak bisa menemukan cara supaya kita bisa tetap terapung di tengah gelombang dahsyat informasi, mungkin akhirnya kita akan tenggelam di dalamnya. (Dr. David Lewis, psikolog)

(Dari: Buku A Minute of Margin - Mengembalikan Keseimbangan kepada Hidup yang Sibuk, karya Richard A. Swenson, M.D. Penerbit CV Pionir Jaya, 2007)

Selasa, 09 Desember 2014

Toko Calon Suami

Sebuah toko yang menjual calon suami - baru saja dibuka di kota New York. Di toko ini setiap perempuan dapat memilih lelaki untuk menjadi suaminya. Di depan pintu masuk toko, terdapat petunjuk yang mengatur tata cara masuk ke toko itu.

"Anda hanya dapat mengunjungi toko ini satu kali." Toko berlantai enam ini menyediakan sekelompok calon suami di setiap lantainya. Semakin tinggi lantai, semakin tinggi pula nilainya.

Betapa pun, ini semacam jebakan. Anda dapat memilih lelaki di lantai tertentu atau memilih naik ke lantai berikutnya, tetapi dengan syarat Anda tidak bisa turun lagi ke lantai sebelumnya, kecuali Anda ingin keluar dari toko.

Seorang perempuan pergi ke toko itu untuk mencari calon suami.

Di lantai 1 terdapat tulisan: "Lelaki di lantai ini memiliki pekerjaan dan taat kepada Tuhan." Perempuan itu tersenyum, kemudian ia naik ke lantai selanjutnya.

Di lantai 2 terdapat tulisan: "Lelaki di lantai ini memiliki pekerjaan, taat kepada Tuhan, dan senang anak kecil." Perempuan itu kembali menaiki anak tangga menuju lantai berikutnya.

Di lantai 3 terdapat tulisan: "Lelaki di lantai ini memiliki pekerjaan, taat kepada Tuhan, senang anak kecil, dan ganteng sekali." Wow, perempuan itu mulai tertarik berhenti di sini. Namun, ia masih penasaran dan terus naik.

Di lantai 4 terdapat tulisan: "Lelaki di lantai ini memiliki pekerjaan, taat kepada Tuhan, senang anak kecil, ganteng sekali, dan suka membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga." Wah, hampir tak dapat dipercaya. Tetapi perempuan itu melangkah ke lantai berikutnya.

Di lantai 5 terdapat tulisan: "Lelaki di lantai ini memiliki pekerjaan, taat kepada Tuhan, senang anak kecil, ganteng sekali, suka membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga, dan romantis." Perempuan itu ingin berhenti, namun ia naik ke lantai selanjutnya.

Di lantai 6 terdapat tulisan: "Anda adalah pengunjung ke 4.363.012 di lantai ini. Di sini tidak ada lelaki. Lantai ini semata hanya membuktikan bahwa Anda tidak pernah puas. Terima kasih telah datang ke toko calon suami. Hati-hati saat melangkah keluar toko. Semoga hari Anda menyenangkan!"

(Dari: Buku Inspiring Stories - Kisah-kisah Inspiratif Pilihan yang Menggugah Jiwa, editor Wahyudi Sutrisno. Penerbit Cakrawala, 2009)

Minggu, 07 Desember 2014

Satu Demi Satu

Beberapa orang bertanya kepada seorang wanita suci, "Bagaimana Anda bisa mencapai tingkat setinggi ini? Bertapa seperti apa yang telah Anda lakukan? Kami lihat, Anda selalu tersenyum dan berhati riang. Beritahu kami, apa rahasia yang membuat Anda bahagia seperti ini?"

Orang suci itu menjawab, "Rahasia saya sederhana saja. Ketika saya makan, saya makan. Ketika saya bekerja, saya bekerja. Ketika saya tidur, saya tidur."

Orang-orang bingung. Mereka berkata kepadanya, "Kami juga melakukan hal yang sama. Kami makan ketika kami makan, kami bekerja ketika kami bekerja, dan kami tidur ketika kami tidur."

"Tidak," sanggah wanita itu. "Ketika kalian makan, pikiran kalian berkelana jauh. Begitu banyak hal yang kalian pikirkan, sampai kalian tidak menyadari makanan yang sedang kalian makan. Kalian tidak menikmati makanan itu. Kalian harus mencecap setiap suapan, mengunyahnya, dan menelannya. Ketika kalian bekerja, ada seribu hal yang kalian pikirkan. Kalian harus hidup pada saat sekarang, pada detik ini," ujar wanita tersebut.

Kita perlu belajar melakukan segala sesuatu satu demi satu. Melakukan lebih dari satu hal akan memecah perhatian Anda dan melipatgandakan stres. Ketika Anda berbicara dengan seseorang, berikan perhatian penuh kepadanya. Kelihatannya sepele, tetapi bisa menyelamatkan Anda dari tekanan kehidupan.

Lakukan yang terbaik terhadap apa yang sedang Anda kerjakan.  Biarkan semua energi dan perhatian terfokus pada pekerjaan yang sedang Anda hadapi. Ketika pikiran hanya tertuju pada satu hal, pikiran Anda akan mampu berkonsentrasi dan bebas dari ketegangan.
  
(Dari: Buku Menulis di Atas Pasir - 75 Kisah tentang Keberanian dan Keteguhan Iman, karya J.P. Vaswani. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2012)

Kamis, 04 Desember 2014

Semakin Aku Pertahankan, Semakin Banyak yang Hilang

Semakin kita mempertahankan, semakin kita banyak kehilangan. Hal yang benar-benar perlu diketahui adalah kapan kita harus melepaskan keterikatan kita, dan membiarkan tumbuhnya hal baru.

Dalam semua hubungan, semakin kita mencengkeram, semakin kita kehilangan daya tarik kita dan menjadi beban bagi pasangan kita. Jika kita rela melepaskan apa saja yang menurut kita perlu dilepaskan, hubungan kita dapat mencapai tingkat yang baru.

Kita mungkin harus melepaskan seluruhnya, agar ada kemungkinan bagi hubungan kita untuk bergerak maju. Hal ini dapat terjadi melalui kesediaan kita untuk mengikhlaskannya.

Latihan

Hari ini lihatlah sekeliling Anda. Perhatikan apa saja yang Anda pertahankan. Apakah seseorang, mantan kekasih, seseorang yang sudah tiada, atau sebuah proyek? 

Lepaskan saja, lalu lihat apa yang terjadi pada diri Anda. Bersabarlah, mungkin perlu waktu. Ingatlah, meskipun seseorang kembali kepada Anda, lepaskan saja supaya ketidakterikatan Anda senantiasa memekarkan hubungan Anda. 
  
(Dari: Buku Kalau Sakit, Bukan Cinta - 366 Rahasia Hubungan yang Sukses, karya Chuck Spezzano, Ph.D. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2013)

Selasa, 02 Desember 2014

Resep Ampuh

Oliver Goldsmith (1730-1774), penulis dan penyair berkebangsaan Inggris, memiliki sertifikat untuk menjadi dokter, meski ia tak pernah berkarier sebagai dokter. 

Suatu hari, seorang wanita tua mendatangi Goldsmith, setelah ia mendengar kebaikan hati sang penyair. Sambil berlinang air mata, wanita tua itu berkata, "Pak, suami saya sakit keras. Tak satu pun dokter mau datang untuk memeriksanya, karena kami tidak punya uang untuk membayar dokter. Saya mohon Bapak bersedia datang ke rumah untuk melihat keadaan suami saya."

Goldsmith mengikuti wanita tua itu. Suaminya berbaring di atas kasur, tampak lemah dan kurus. Tak ada nyala api di perapian. Pandangan Goldsmith menyapu seluruh ruangan. Rumah ini kosong, dingin, dan sama sekali tidak nyaman. 

Setelah berbincang sebentar dengan pasangan lansia tersebut, Goldsmith pamit. Ia berkata kepada wanita tua itu, "Saya akan mengirim beberapa pil. Nanti nenek berikan pil-pil itu kepada suami nenek sesuai dosis yang saya anjurkan."

Goldsmith segera pulang dan memasukkan sepuluh keping uang emas ke dalam sebuah kotak pil. Pada label kotak itu ia menulis dosis yang dianjurkannya: sekeping sehari untuk membeli makanan, susu, dan batu bara. Hendaklah bersabar dan penuh harapan.

Ia lalu mengirimkan kotak pil itu kepada wanita tua lewat pesuruh. Benar saja, resepnya sangat manjur bagi pasangan lansia yang telah lama menanggung sengsara karena miskin dan terabaikan.

Tak lama berselang, pasangan lansia itu mengunjungi "sang dokter" yang baik hati. Mereka berterima kasih atas pertolongan yang diberikan tepat pada saat dibutuhkan. 

(Dari: Buku Menulis di Atas Pasir - 75 Kisah tentang Keberanian dan Keteguhan Iman, karya J.P. Vaswani. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2012)