Cari Blog Ini

Sabtu, 05 Maret 2011

Lima Kotoran Batin


Setiap hari di dalam batin kita ada kotoran, entah dalam skala besar atau kecil, banyak atau sedikit. Kotoran ini tak perlu dibuang, karena upaya untuk membuang adalah bentuk lain dari kotoran batin. Yang perlu kita lakukan adalah secara sadar mengamati terus gerak batin kita dari saat ke saat.

1. Keinginan - membuat batin seperti kolam yang permukaan airnya keruh
Dalam kehidupan rohani, semua jenis keinginan menjadi rintangan utama kemajuan rohani. Permukaan kolam yang keruh tidak bisa dipakai untuk bercermin. Batin yang penuh keinginan mengotori persepsi murni dan memecah-mecah kesadaran. Batin yang bebas dari keinginan dipenuhi semangat dan gairah. Kesadaran menjadi tajam dan tidak terpecah-pecah.

2. Rasa tidak senang - membuat batin seperti kolam yang permukaan airnya mendidih
Rasa tidak senang yang memuncak bisa menjadi rasa benci, muak, marah, dan seterusnya. Batin yang bebas dari rasa tidak senang seperti kolam yang permukaan airnya teduh. Dengan keteduhan itu, batin mampu melihat segala sesuatu dengan bijaksana. 

3. Gelisah dan cemas - membuat batin seperti kolam yang permukaan airnya bergelombang
Batin terombang-ambing oleh berbagai hal yang mengontrol dan menguasai, sehingga menjadi labil. Batin yang bebas dari kegelisahan dan kecemasan seperti orang yang bebas dari perbudakan. Energi dari dalam mengalir keluar dalam kata dan tindakan dengan ketertibannya sendiri. 

4. Malas dan bosan - membuat batin seperti kolam yang permukaan airnya penuh lumpur
Kemalasan dan kebosanan membuat batin mengalami stagnasi. Kotoran batin jenis ini bisa bersih dengan sendirinya, kalau pikiran yang menciptakan rasa malas dan bosan bisa berhenti. Batin yang bebas dari kemalasan dan kebosanan menjadi tertib dan penuh energi. 

5. Ragu-ragu - membuat batin seperti kolam yang permukaan airnya gelap
Batin seperti ini akan melihat segala sesuatu serba gelap, kabur, dan tidak jelas. Batin yang bebas dari keragu-raguan seperti orang yang menerobos kegelapan malam dengan aman. Ia berhasil melewati segala sesuatu yang tidak pasti dan penuh bahaya.

(Dari: Buku Revolusi Batin Adalah Revolusi Sosial, karya J. Sudrijanta, S.J. Penerbit: Kanisius 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar