Cari Blog Ini

Sabtu, 26 November 2011

Hanya Satu Guru

Anda dapat meminta seseorang untuk mengajari aljabar, bahasa Inggris, naik sepeda, atau mengoperasikan komputer. Tetapi tentang hidup, cinta, realitas, dan Tuhan; tak seorang pun dapat mengajar Anda.

Mereka hanya dapat memberikan rumusan-rumusan. Jika Anda menerima rumusan itu begitu saja, Anda memperoleh realitas yang sudah disaring melalui pikiran orang lain. Waktu berlalu dan Anda menyongsong ajal tanpa pernah tahu apa arti melihat sendiri.

Ambillah sudut pandang berikut: Dalam hidup Anda, ada saat-saat di mana Anda punya pengalaman yang akan Anda simpan sendiri sampai mati, karena Anda tak mampu menemukan kata-kata yang tepat untuk menyampaikannya kepada orang lain. Sesungguhnya, memang tidak ada kata-kata dalam bahasa mana pun yang mampu mengomunikasikan dengan tepat apa yang Anda alami.

Persis seperti itulah yang dirasakan seorang guru, ketika Anda memintanya mengajarkan tentang hidup atau Tuhan atau realitas. Yang dapat guru itu lakukan hanyalah memberikan rumusan kepada Anda dalam rangkaian kata-kata. Para guru dapat menunjukkan yang tidak riil kepada Anda, tetapi tidak dapat menunjukkan realitas. Mereka dapat menunjukkan kesalahan Anda, tetapi tidak dapat membuat Anda memiliki kebenaran. Mereka dapat menunjukkan arah menuju realitas, tetapi tidak dapat menentukan apa yang harus Anda lihat. Anda harus berjalan ke sana dan menemukannya sendiri.

Berjalan sendiri berarti pergi meninggalkan setiap rumusan, baik yang diberikan orang lain, yang diajarkan buku-buku, maupun yang Anda temukan sendiri berdasarkan pengalaman masa lampau. Masuk ke dalam wilayah asing sama sekali, tanpa perlindungan rumusan apa pun, mungkin itu yang paling menakutkan bagi manusia.

Dengan demikian, meskipun Anda dikelilingi banyak orang, Anda sungguh-sungguh sendirian. Betapa mengagumkan kesunyian itu. Kesunyian atau kesendirian adalah keheningan. Hanya keheningan inilah yang akan Anda lihat. Saat Anda melihatnya, seketika itu juga Anda tidak lagi membutuhkan buku, pemandu, maupun guru.

Apa yang Anda lihat? Segala hal. Daun gugur, tingkah teman, tumpukan batu, jalanan macet, bintang-bintang di langit, apa saja. Setelah Anda melihatnya, seseorang mungkin mencoba menafsirkan maknanya bagi Anda. Tetapi, Anda menggelengkan kepala, karena yang Anda lihat melampaui segala rumusan, melampaui segala makna.

Saat itulah perubahan aneh terjadi dalam diri Anda. Pada mulanya hampir tak kentara, tetapi ternyata secara radikal mengubah. Anda merasakan kebebasan yang membahagiakan, keyakinan luar biasa yang tumbuh karena tahu bahwa setiap rumusan, betapa pun sucinya, tidak berharga. Anda tak akan pernah berhenti belajar, karena setiap hari mengamati dan memahami seluruh proses serta gerak kehidupan. Setiap hal merupakan guru bagi Anda.

(Dari: Buku Dipanggil untuk Mencinta - Kumpulan Renungan, karya Anthony de Mello, S.J. Penerbit Kanisius, 1997)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar