Cari Blog Ini

Rabu, 28 Desember 2011

Ular dan Merpati

Perhatikan kebijaksanaan yang bekerja pada merpati, bunga, pohon, dan seluruh alam. Itulah kebijaksanaan alam. Di dalam diri kita juga bekerja kebijaksanaan itu, yang bukan hasil kerja otak kita. Kebijaksanaan alam justru kita temukan pada orang-orang yang kita sebut "primitif," yang begitu sederhana dan bijaksana seperti merpati.

Kita yang menganggap diri lebih maju telah mengembangkan kebijaksanaan jenis lain, yakni kecerdikan otak. Kita sadar, kita dapat menjadikan alam lebih baik. Kita dapat mengupayakan rasa aman, perlindungan, umur panjang, kecepatan, dan kenyamanan yang tidak dikenal orang-orang primitif. Namun, tantangan kita adalah mendapatkan kembali kesederhanaan dan kebijaksanaan "merpati" tanpa kehilangan kecerdikan otak "ular."

Bagaimana caranya? Melalui penyadaran bahwa setiap kali Anda berusaha menguasai alam dengan melawannya, Anda hanya merusak diri sendiri, karena alam adalah keberadaan Anda sendiri. Melawan alam bagaikan tangan kanan harus melawan tangan kiri. Inilah yang dialami sebagian besar orang di dunia. Mereka menjadi mati, macet, dan tidak kreatif sebab terkunci dalam konflik dengan alam. Karena itu, upayakanlah keselarasan antara alam dan otak Anda.

Pertama, pikirkan perubahan yang Anda inginkan dalam diri Anda. Apakah Anda berusaha memaksakan perubahan tersebut pada kodrat alami Anda, agar menjadi sesuatu yang direncanakan oleh ego? Inilah saat ular bertarung dengan merpati. Jika Anda membiarkan realitas berubah menurut rencana alam bukan menurut rencana Anda, maka Anda telah memiliki gabungan sempurna antara ular dan merpati.

Kedua, perhatikanlah tubuh Anda dan bandingkan dengan tubuh hewan di lingkungan alaminya. Hewan tak pernah makan atau minum sesuatu yang tidak baik bagi tubuhnya. Hewan bekerja dan beristirahat sesuai kebutuhannya. Itu semua karena hewan "mendengarkan" tubuhnya dan membiarkan dirinya dibimbing kebijaksanaan tubuh. Seandainya tubuh Anda bisa berbicara, apa yang akan dikatakannya kepada Anda?

Ketiga, bertanyalah pada diri sendiri, seberapa dekat hubungan Anda dengan alam, pohon, bumi, rumput, langit, angin, hujan, matahari, burung, bunga, dan hewan? Sejauh mana Anda mengamati, merenungkan, mengagumi, dan mengidentifikasikan diri dengan alam? Terlalu lama menjauhkan diri dari unsur-unsur tersebut akan membuat tubuh Anda layu, lemah, dan rapuh sebab tercerabut dari akarnya.

(Dari: Buku Dipanggil untuk Mencinta - Kumpulan Renungan, karya Anthony de Mello, S.J. Penerbit Kanisius, 1997)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar