Cari Blog Ini

Senin, 30 Januari 2012

Suamiku Tak Tertarik Padaku Lagi

Ada kisah luar biasa yang diceritakan kepada saya di Singapura mengenai seorang konsultan pernikahan yang sangat piawai. 

Seorang klien datang padanya dan berkata bahwa ia telah menikah bertahun-tahun. "Tapi suami saya tidak tertarik pada saya lagi. Dia sering pulang terlambat dari kantor. Saya tak tahu pasti, namun dia mungkin sedang menjalin hubungan dengan wanita lain. Saya ingin cerai dengannya."

Konsultan pernikahan ini sangat cerdas. "Dengar," katanya, "Suami Anda mungkin justru ingin Anda menuntut cerai darinya. Jadi, jika Anda cerai dengan dia, Anda malah melakukan persis seperti yang dia inginkan. Dai akan bilang, 'Yes!' Anda mau 'kan membalas perbuatannya, dengan cara jangan cerai dulu?"

"Sebaiknya Anda pergi ke salon kecantikan, percantik diri Anda, beli baju bagus. Lalu, upayakan suami Anda jatuh cinta lagi kepada Anda. Ini mungkin makan waktu beberapa lama, tetapi bisa dilakukan. Bersikap ramah dan baik terhadapnya. Perbuatlah yang bagus-bagus, yang dia senangi. Rencananya, ketika dia mulai menyukai Anda lagi, terutama ketika dia mulai jatuh cinta lagi kepada Anda, saat itu... ceraikan dia!"

Klien itu menuruti saran konsultannya. Setiap satu atau dua minggu ia berkonsultasi melaporkan perkembangannya. "Sesuai rencana, dia mulai pulang lebih awal," lapor si istri. "Bagus! Lanjutkan!" kata konsultannya. Kemudian, selama dua minggu berikutnya, sang suami mulai lebih baik terhadapnya, lebih lembut, lebih mencintai. Rencana itu berjalan lancar!

Sampai suatu ketika, klien itu tak datang lagi untuk sesi konseling selama sebulan. Konsultan meneleponnya, "Apa yang terjadi? Anda belum memberitahu. Apakah dia jadi lebih baik?" 
"Oh, ya. Tentu!"
"Dia jadi lebih lembut dan sayang kepada Anda?"
"Ya, ya, ya..."
"Apakah dia sudah jatuh cinta kepada Anda?"
"Sudah..."
"Kalau begitu, sekarang saatnya menceraikan dia!"
"Oh, tidaaaak! Dia begitu baik kepada saya!"

Memang, begitulah rencana besar jangka panjangnya untuk mempertahankan pernikahan mereka. 

(Dari: Buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 2! - 108 (Lagi!) Cerita Pembuka Pintu Hati, karya Ajahn Brahm. Penerbit Awareness Publication, 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar