Cari Blog Ini

Jumat, 13 Januari 2012

Hidup Bersama Orang Sulit

Beberapa orang bertanya kepada saya, bagaimana cara menangani orang-orang sulit? Di lingkungan kita, kadang kita bertemu dengan orang-orang semacam ini. Terapkanlah prinsip, kita tak akan pernah bisa lolos dari orang sulit.

Orang sulit adalah bagian dari hidup. Bahkan, sekali pun saya meninggalkan keduniawian untuk menjadi biksu, dan saya pikir saya hanya akan hidup bersama orang-orang yang tercerahkan, namun sayangnya tidak semua biksu adalah orang yang tercerahkan. Sebagian besar biksu tak langsung tercerahkan, dan sebagian sangat sulit diajak hidup bersama.

Jika, entah bagaimana, pembuat onar datang ke bisnis Anda, keluarga Anda, atau mereka anggota keluarga Anda, atau Anda menjadi guru mereka, apa yang bisa Anda lakukan? Ini adalah masalah yang harus kita hadapi: berurusan dengan orang sulit. Ketimbang muncul segala macam pemikiran negatif yang bikin masalah bertambah rumit, kadang kita cukup belajar cara hidup bersama orang sulit.

Ada seorang guru spiritual tua yang istimewa. Ia tinggal di Perancis pada zaman antara Perang Dunia I dan II. Namanya Gurdjieff. Ia seorang pemimpin komunitas spiritual kecil. Dalam komunitas itu ada seorang pembuat onar - orang yang begitu sulit diajak tinggal bersama. Semua anggota komunitas sering mengeluh kepada sang guru, "Orang ini selalu bikin ribut, makan semua yang enak, egois, tidak spiritual. Bolehkah kami mengusirnya?" Tetapi, Gurdjieff selalu mengatakan, "Jangan. Belajarlah dari hal ini. Sabarlah, milikilah batin yang lebih lapang dan berbelas kasih."

Setelah guru besar itu meninggal, mereka menemukan buku catatan keuangan komunitas tersebut. Setiap anggota komunitas membayar iuran, agar bisa tinggal di sana. Tetapi, dalam catatan itu si pembuat onar bukan hanya menjadi orang satu-satunya yang tidak membayar, melainkan malah ia mendapat uang dari Gurdjieff. Ternyata, ia adalah anggota komunitas yang dibayar Gurdjieff untuk membuat orang-orang kesal dan marah, agar mengajari semua orang menjadi lebih toleran.

Sangat mudah berdamai dan memiliki cinta kasih kepada orang-orang yang kita sukai. Namun, ujian spiritual sejatinya adalah jika kita bisa memiliki belas kasih dan kedamaian terhadap hal-hal - terutama orang-orang - yang tidak kita sukai. Itu baru perjuangan yang sebenarnya!

Jika kita memiliki toleransi terhadap orang sulit, maka kita juga bisa belajar menolerir berbagai kesulitan dalam hidup seperti penyakit, usia tua, kekecewaan, jatuhnya bursa saham, dan segala kesulitan lain. Semua ini karena, hidup memang sulit. Selamat datang di dunia! Ini bukan surga, Bung!

(Dari: Buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 2! - 108 (Lagi!) Cerita Pembuka Pintu Hati, karya Ajahn Brahm. Penerbit Awareness Publications, 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar