Cari Blog Ini

Sabtu, 23 Juli 2011

Menghadapi Terpaan Angin Badai

Di sebuah kapal kayu yang berlayar di lautan terdapat dua awak kapal, seorang pejabat, dan empat petani. Minyak di kapal akan segera habis terpakai. Saat itu, langit tampak merah membara, diperkirakan akan segera terjadi angin topan.

Menghadapi keadaan itu, kedua awakkapal berdebat. Yang satu memutuskan untuk berlayar ke pulau kosong yang ada di depan mereka dan menunggu topan berlalu. Awak kapal yang lain berpendapat, meskipun minyak tidak cukup untuk mencapai tepian, posisi mereka tidak terlalu jauh dari sana. Kalau sudah mendekati tepian, ada banyak kapal hilir-mudik, sehingga bisa meminta bantuan.

Mereka harus cepat memutuskan. Lalu, pejabat menyarankan, biarlah penumpang kapal yang menentukan. Kedua awak kapal masing-masing berdiri di posisi ujung kapal yang berbeda. Para penumpang dapat memilih dengan bebas. Awak kapal dengan jumlah pengikut terbanyak harus diikuti sarannya.

Selesai berkata, pejabat itu langsung berdiri ke sisi salah satu awak kapal. Keempat petani semua berpikir, kalau pejabat saja sudah berdiri di sana, pasti tidak mungkin salah.

Serempak mereka berdiri dan berjalan ke arah pejabat itu. Kedua awak kapal yang melihat hal ini berteriak mencegah, tetapi terlambat. Karena salah satu sisi kapal ditempati enam orang, sementara sisi lain hanya seorang awak, kapal pun kehilangan keseimbangan dan dengan cepat tenggelam.

Perdebatan dapat mendatangkan masalah dan menghasilkan kerugian. 
Ada kalanya kebenaran tidak terletak pada keputusan orang banyak.   

(Dari: Buku 200 Kisah Terindah Sepanjang Mas dari China, karya Din Man. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar