Cari Blog Ini

Minggu, 20 Juli 2014

Tempat Perlindungan

Corrie Ten Boom
Dalam buku The Hiding Place, penulis Corrie Ten Boom (1892-1983) mengisahkan masa penuh ketegangan yang dialami keluarganya di Belanda selama invasi Jerman. 

Suatu malam, saat Corrie berbaring gelisah di tempat tidurnya, para pengebom perang terbang dengan suara bergemuruh, meriam meletus di dekat sana. Corrie juga mendengar suara saudara perempuannya di dapur lantai bawah.

Tak dapat tidur, Corrie bergabung dengan Betsie untuk minum secangkir teh. Keduanya berbincang sampai larut malam, hingga suara pengebom berangsur menghilang. Mereka tahu, ledakan-ledakan telah mencabik-cabik sebuah daerah dekat rumah mereka, namun semua sekarang sudah senyap.

Corrie berjalan tersandung-sandung dalam gelap, kembali ke tempat tidurnya. Ia menjulurkan tangan untuk menepuk-nepuk bantalnya sebelum membaringkan diri. Sesuatu yang tajam menggores tangannya. Benda itu adalah logam bergerigi sepanjang 25 cm! Ia berteriak memanggil saudaranya, bergegas turun tangga dengan memegang pecahan meriam tersebut.

Sewaktu Betsie membalut luka di tangan saudaranya, Corrie berujar, "Betsie, kalau aku tidak mendengarmu di dapur dan minum teh bersamamu...." Betsie menyergah, "Tidak ada 'kalau' dalam dunia Tuhan. KehendakNya adalah keselamatan kita." Corrie kemudian meneruskannya ke seluruh dunia, "Kehendak Tuhan adalah tempat perlindungan kita."

Saya lebih memilih berjalan dengan Tuhan dalam kegelapan daripada pergi sendirian dalam terang.

(Dari: Buku Kisah-Kisah Rohani Pembangkit Semangat untuk Pemimpin, editor Dr. Lyndon Saputra. Penerbit Gospel Press, 2002)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar