Cari Blog Ini

Selasa, 20 Agustus 2013

Introspeksi Diri

Umumnya orang lebih suka mengritik, menilai, dan menghakimi orang lain daripada jujur mengintrospeksi diri. Orang juga lebih suka melihat kesalahan dan kekurangan orang lain daripada kesalahan dan kekurangannya sendiri. 

Ada cerita dari periode perang saudara di zaman feodal Tiongkok. Seorang jenderal yang gagah perkasa dapat mengalahkan seribu musuh, tetapi tidak mampu mengalahkan satu orang, yaitu dirinya sendiri.

Raja atau jenderal yang memimpin seribu kereta perang mampu mengalahkan puluhan ribu musuh di medan perang, tetapi tidak mampu mengalahkan dirinya sendiri bila digoda dengan wanita cantik oleh musuhnya.

Zheng Zi, murid Kong Zi (Confucius), mengatakan: Setiap hari aku melakukan introspeksi diri dengan mengajukan tiga pertanyaan kepada diriku sendiri:

1. Apakah saat membantu orang mengerjakan sesuatu, aku tidak jujur atau tidak setia kepadanya?
2. Apakah dalam pergaulan dengan teman, aku tidak percaya kepadanya?
3. Apakah pelajaran yang diajarkan guru sudah kupelajari ulang dengan tekun?

Pada zaman Tiongkok kuno, ada banyak orang yang melakukan introspeksi diri, bermeditasi mengasingkan diri ke pegunungan yang sepi. Mereka merendahkan diri dan menenangkan pikiran, berusaha melepaskan nafsu keinginan, ego, dan ke-aku-an.

(Dari: Buku The Ancient Chinese Wisdom - Bebas dari Nafsu Keinginan Baru Bisa Hidup Tenang, karya Andri Wang. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2012)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar