Cari Blog Ini

Minggu, 25 Agustus 2013

Bila Kita Berdoa

Apa artinya berdoa bagi manusia masa kini? Sangat sukar dimengerti. Salam dari lubuk hati setiap orang merupakan sumber doa.

Untuk setiap orang, saya kira, doa dimulai demikian:
mencari dasar dari mana manusia hidup,
mencari Zat yang lebih besar dari manusia,
mencari Dia Sang Pemberi arti bagi segalanya,
penopang apa yang ada dan yang terjadi,
penggapaian yang penuh keraguan dari manusia,
itu sudah merupakan doa dalam bentuk asalnya.

Untukku, berdoa adalah masalah cinta,
kepercayaan dan kepasrahan,
ketakwaan penuh keyakinan, hampir buta,
terhadap Yang Ada - yang tak terselami,
di mana aku memperoleh persembunyian yang aman.
Aku merasakan daya tarik dari medan magnet Allah yang adalah Cinta,
yang menarikku semakin kuat.

Maka, berdoa adalah hal yang wajar, suatu yang biasa.
Ibarat orang yang bernapas.

Namun, doa kini dianggap rendah dan ditekan.
Manusia memenuhi diri dengan materi,
dengan kepuasan ini mereka kehilangan kontak dengan Allah.
Jiwa dan hati mulai kaku dan keras,
materi menguasai hidup sampai meluap.

Bila Allah tidak ada, maka runtuhlah makna dan susunan semesta.
Dunia mengalami kemerosotan rohani.
"Tuhan ajarilah kami berdoa!"
Kini berarti: Tuhan, hidupkanlah kami kembali!
Bebaskanlah kami dari isapan materi!
Bebaskanlah hati dan budi kami!
Ajarilah kami mencintai.

Apa arti doa?
Menjawab dengan seluruh diri, rahasia yang tak terselami.
Dari cinta yang tak kenal akhir, yang menyapamu di seluruh jagat,
dan lewat keajaiban di sekelilingmu.

Berdoa berarti membiarkan diri disapa dan menjawab,
bersyukur dan bergembira,
bertanya, mengeluh, dan berteriak,
berdiam, setuju, dan meng-iya-kan,
dengan kata dan karsa
dalam segenap hidupmu.

Doa bukanlah obat bius,
bukan sisa tradisi tua.
Doa pun bukan mesin otomatis,
memberi umpan, memilih,
lantas yang dikehendaki hati diperoleh.

Doa tak jauh dari hidup,
tindakan yang memberi dasar bagi adanya manusia.
Siapa berdoa dapat hidup.

Juga pada masa kini, doa mengubah manusia.
Pendoa akan menjadi lebih sopan, lebih sederhana, lembut, dan gembira.
Yang tak berdoa ibarat lampu kehabisan minyak.

Bagi pendoa, Allah menyinarkan surya.
Pendoa akan merasakan kehangatan Ilahi setiap pagi.
Bila Allah kadang membiarkannya di kelam malam,
ia yakin akan bimbingan tangan lembut menuju keabadian.

Burung adalah burung, bila ia terbang;
bunga adalah bunga, bila ia mekar;
manusia adalah manusia, bila ia berdoa.

- Phil Bosmans (1922-2012) biarawan, penulis, pemimpin gerakan antaragama di Belgia

(Dari: Buku Aku Bertemu dengan Allah - Pengalaman Rohani Zaman Kita, penerjemah Mgr. Dr. Anicetus B. Sinaga, OFM. Cap. Penerbit Obor, 1996) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar