Cari Blog Ini

Senin, 07 Januari 2013

Setiap Hari adalah Mahakarya

Tak pernah terpikir, aku akan pindah kembali ke rumah orangtuaku setelah lulus dari sekolah tinggi. 

Malah sebenarnya, selama melanjutkan kuliah, aku mengatakan pada diri sendiri bahwa pindah dari budaya metropolitan Los Angeles yang menarik ke kamar tidur masa kecilku di sebuah kota pantai yang kecil bukanlah pilihan.

Maka, aku mengajukan beasiswa. Aku melamar ke universitas-universitas di berbagai penjuru negeri. Empat bulan kemudian, kotak suratku dipenuhi dengan surat penolakan.

Berminggu-minggu setelah kelulusan college, teman-temanku telah terpencar ke mana-mana. Aku mengemas barang-barangku ke dalam mobil orangtuaku dan pindah kembali ke rumah. Aku merasa seperti orang yang gagal total.

Aku memiliki ijazah college yang bergengsi, tetapi aku ada di sini, kembali ke titik di mana aku mulai empat tahun lalu. Aku merasa semua orang, kecuali diriku, melakukan hal-hal yang menyenangkan dan bermakna.

Setelah beberapa hari berduka, aku menemukan sebuah kutipan: "Jadikan setiap hari sebagai mahakaryamu." Aku sadar, aku tak perlu tinggal sendiri di sebuah kota baru yang menyenangkan untuk menjadikan hari-hariku sebagai mahakarya. Aku bisa mulai saat ini juga.

Aku menggeser cara pikirku dan mulai melihat keberadaanku di rumah sebagai hadiah, di mana aku bisa menghabiskan banyak waktu bersama orangtuaku. Relasi kami berkembang menjadi relasi yang saling menghargai dan mempertimbangkan.

Aku juga menjadi relawan di sekolah, mengajar latihan menulis dan membimbing anak-anak untuk membaca. Aku meluangkan waktu di rumah perawatan lansia, terlibat dalam kegiatan pembersihan pantai, dan acara-acara penggalangan dana.

Aku bukan orang gagal - tak pernah menjadi orang gagal. Sekarang aku sadar, cara pikir negatiflah yang telah menghalangiku. "Sukses"-ku tidak tergantung pada apa yang dipikirkan orang lain, atau apa yang dilakukan teman-temanku, atau apa yang menurutku "seharusnya" aku lakukan. Hidupku adalah sebuah kesuksesan, ketika aku menjadikan setiap hari sebagai mahakarya. (Dallas Woodburn)

(Dari: Buku Chicken Soup for the Soul - Think Positive, karya Jack Canfield, Mark Victor Hansen, Amy Newmark. Penerbit Gramedia, 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar