Cari Blog Ini

Minggu, 27 Januari 2013

Bejana Tanah Liat

William, penasihat kerajaan yang disegani karena bijaksana. Raja sangat memerhatikan perkataan dan nasihatnya. Wajahnya yang buruk dengan tubuh yang bungkuk membuat putri raja mengejeknya, "Jika engkau bijaksana, beritahu aku, mengapa Tuhan menyimpan kebijaksanaan-Nya dalam diri orang yang buruk rupa dan bungkuk."

William balik bertanya, "Apakah ayahmu punya anggur?"

"Semua orang tahu, ayahku punya anggur terbaik. Pertanyaan bodoh macam apa itu?" sahut putri raja dengan sinis.

"Di mana ia menaruh anggur itu?" tanya William lagi.

"Pastilah di dalam bejana tanah liat," jawab putri raja.

William tertawa. "Seorang raja yang kaya akan emas dan perak seperti ayahmu menggunakan bejana tanah liat untuk menyimpan anggur terbaiknya?"

Mendengar itu, putri raja segera pergi meninggalkan William dengan malu. Ia lalu memerintahkan pelayan untuk memindahkan semua anggur yang ada di istana dari dalam bejana tanah liat ke dalam bejana emas dan perak.

Suatu hari, raja mengadakan perjamuan bagi para tamu kerajaan. Ia sangat kaget, karena anggur yang diminum terasa sangat asam. Ia memanggil semua pelayan istana. Para pelayan menceritakan, anggur yang disuguhkan tadi berasal dari bejana emas dan perak atas permintaan putri raja. Raja menegur keras putrinya.

Putri raja lalu menemui William dan berkata, "Mengapa engkau menipu aku? Aku memindahkan semua anggur ke bejana emas, tetapi semua anggur jadi terasa asam." Dengan ringan William menjawab, "Sekarang, engkau tahu mengapa Tuhan lebih suka menempatkan kebijaksanaan dalam wadah yang sederhana. Kebijaksanaan itu sama seperti anggur. Ia hanya cocok dalam bejana tanah liat."

Ketika Tuhan mencari alat yang ingin dipakai-Nya, Ia tak harus mencari yang terbuat dari emas, tetapi dari tanah liat yang sederhana.

(Dari: Buku 100 Inspiring Stories - Kisah-kisah Kehidupan yang Menginspirasi, Menghibur, dan Menyejukkan Jiwa Anda, karya Xavier Quentin Pranata. Penerbit Andi-Yogyakarta, 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar