Cari Blog Ini

Sabtu, 05 Januari 2013

Gairah Murni Kehidupan

Banyak orang bermimpi melakukan hal-hal besar, tetapi tidak pernah menyaksikan hal-hal besar itu menjadi kenyataan. Hanya sedikit orang arif yang tidak tergoda
untuk melakukan hal-hal besar, tetapi mereka melakukan segala sesuatu termasuk hal-hal paling kecil dengan gairah yang besar.

Apa yang membuat Anda kurang bersemangat atau sedang bersemangat? Apa yang membuat batin bergairah atau tidak bergairah? Bukankah batin yang menemukan objek yang menyukakan hati membuatnya bergairah, dan objek yang tidak menyukakan hati membuatnya tidak bergairah?

Gairah yang kita kenal selalu memiliki objek. Karena itu ada berbagai bentuk gairah yang ditentukan oleh objeknya. Ada gairah untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan. Ada gairah untuk memuaskan kebutuhan seks atau memuaskan keinginan-keinginan indrawi. Ada gairah untuk menikmati seni atau hobi. Ada gairah untuk memiliki kesuksesan, kekayaan, kekuasaan, prestise, kehormatan. Ada gairah untuk mengumpulkan lebih banyak pengetahuan atau pengalaman.

Namun, bangkit tidaknya suatu gairah pertama-tama bukan ditentukan oleh objeknya, melainkan oleh hasrat atau keinginan. Keinginan ini diperkuat oleh gambaran atau citra tentang objeknya, entah objek fisik di luar batin maupun objek mental di dalam batin.
 
Ketika batin berhubungan dengan objek keinginan, muncullah sensasi tertentu. Begitu objek keinginan didapatkan, gairah lenyap seketika. Gairah akan bangkit kembali, ketika keinginan terbangkitkan.

Kalau Anda ingin membangkitkan gairah kehidupan yang bersumber dari keinginan, maka keinginan mesti dipupuk dan dikobarkan. Namun, setiap keinginan menciptakan konflik, pergulatan, dan penderitaan.

Adakah gairah yang lain yang tidak bersumber dari keinginan, bukan bersumber dari harapan, bukan emosi atau perasaan, bukan nafsu, bukan kelekatan, tidak menciptakan kenikmatan dan kesakitan? Adakah gairah kehidupan yang bebas konflik, pergulatan, dan penderitaan? Adakah gairah kehidupan yang tidak memiliki objek tertentu? Adakah gairah kehidupan tanpa sebab, sehingga bukan sebagai akibat dari sesuatu? Adakah api gairah murni yang memiliki vitalitas dan intensitas tak pernah padam, tak terkondisi oleh apa pun, mampu membakar apa yang palsu, dan membebaskan?

Gairah murni adalah energi kehidupan yang tidak bersumber dari keinginan. Karena itu, kita tidak bisa membangkitkan gairah murni dengan memupuk imajinasi, pikiran, harapan, dan keinginan. Alih-alih, kita perlu menyelami, melihat, dan memahami secara langsung apa saja yang bukan gairah murni dan membiarkan lenyap sepenuhnya.


Kalau api gairah sebagai nafsu dilihat dalam kejernihan, bukankah batin menerobos asap penderitaan, dan keluar dengan api gairah murni yang berbeda? Bisakah kita lalu membiarkan nyala api gairah murni itu bertindak dalam hubungan-hubungan kita, termasuk dalam hubungan dengan hal-hal paling kecil sekali pun?

(Dari: Buku Pencerahan - Kebenaran, Cinta, dan Kearifan Melampaui Dogma, karya J. Sudrijanta, S.J. Penerbit Kanisius, 2013)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar