Cari Blog Ini

Kamis, 02 Agustus 2012

Pikiran dan Rasa Takut

Seorang pria berkunjung dan tinggal di tempat sahabatnya di Cornwall, Inggris. Di tempat itu ada banyak lubang yang dalam, sebelumnya digunakan sebagai tempat penambangan emas. Tak ada pagar atau jeruji di sekelilingnya. 

Suatu hari, tamu itu berjalan berkeliling dan tersesat. Hari sudah malam. Ia terjebak dalam kegelapan. Berjalan terus terlalu berbahaya, tetapi duduk dan menunggu hingga pagi terlalu dingin. 

Maka, ia maju perlahan dengan sangat hati-hati. Namun, kakinya tergelincir. Ia terperosok masuk ke salah satu lubang. Untunglah, salah satu tangannya masih dapat menggapai dan memegang sebuah batu karang di sisi lubang itu. Ia bergelantungan, sangat ketakutan. Kakinya terjuntai. Ia merasa tenaganya sudah terkuras habis dan akan segera melepaskan pegangan itu, lalu jatuh dan mati.

Dalam ketegangan batin yang semakin memuncak itu, ia melihat secercah cahaya dari kejauhan. Ia berteriak dengan sekuat tenaga yang tersisa. Para penolong tiba dan mengarahkan cahaya senter kepadanya. Yang pertama mereka lihat adalah kaki orang itu bergelantungan tepat di atas tanah liat di dasar lubang tersebut. Rupanya, lubang itu telah terisi tanah dan hanya tersisa persis setinggi tubuh orang itu. Semua kengerian hanyalah pikiran dan ketakutannya sia-sia.

(Dari: Buku 1500 Cerita Bermakna jilid ke-3, karya Frank Mihalic, SVD. Penerbit Obor, 2008)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar