Cari Blog Ini

Senin, 06 Agustus 2012

Makna Penderitaan

Di daerah perkebunan apel di negara bagian Maine, Amerika Serikat, saya mengunjungi sahabat saya, seorang petani apel. Saya melihat sebatang pohon apel yang begitu lebat buahnya, sehingga dahan-dahannya harus ditopang agar tidak patah.

Ketika saya mengungkapkan kekaguman atas lebatnya buah di pohon apel itu, sahabat saya berkata, "Telitilah dan periksalah baik-baik batang pohon apel itu." Saya lihat, batang pohon apel itu telah dibacok seluruh sisinya. 

Sahabat saya menjelaskan, "Itulah yang kami pelajari tentang pohon apel. Bila pohon apel yang kami tanam cenderung tumbuh menjadi pohon kayu yang tinggi dan berdaun lebat tanpa berbuah, kami menghentikan pertumbuhannya dengan melukainya, yakni membacok-bacok batangnya. Kami tak tahu mengapa, tetapi hasilnya hampir selalu sama. Pohon itu lalu mengubah seluruh energinya dan menghasilkan buah berlimpah."

Dapatkah hal itu menjadi perumpamaan bagi kita sebagai pohon-pohon apel manusia dalam kebun buah-buahan kemanusiaan? (Harry Emerson Fosdick)

(Dari: Buku 1500 Cerita Bermakna jilid ke-3, karya Frank Mihalic, SVD. Penerbit Obor, 2008)
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar