Cari Blog Ini

Sabtu, 30 April 2011

Pencitraan Menghalangi Hubungan


Dalam hidup, kita berhubungan dengan pribadi-pribadi. Salah satu faktor yang sangat berperan membentuk karakter hubungan-hubungan itu adalah citra atau gambaran kita tentang diri kita dan tentang orang lain.

Kita memiliki citra tertentu tentang diri kita dan tentang orang lain. Begitu pula sebaliknya. Orang-orang lain memiliki citra tentang diri mereka sendiri dan tentang diri kita. Lalu, kita saling berinteraksi dengan berpijak pada sudut pencitraan masing-masing. Apakah di sini ada hubungan pribadi? Bukankah yang ada ialah hubungan antarcitra yang justru menghalangi kontak pribadi?

Citra yang kita miliki tentang sesuatu tak lain adalah pengalaman masa lampau. Pengalaman itu bisa berupa kesusahan atau kesenangan, kenikmatan atau kesakitan, kesuksesan atau kegagalan. Ketika pengalaman tersebut kita bawa ke masa sekarang sebagai suatu citra, maka kita memandang atau berinteraksi dengan orang lain berdasarkan pengalaman masa lampau. Citra itu jadi membatasi hubungan kita pada masa sekarang.

Setiap hubungan membuat kita tidak merasa aman. Terlebih dalam hubungan yang dijalin berdasarkan citra, selalu ada konflik, kepahitan, dan luka. Maka, kita membangun zona aman dengan memakai topeng-topeng diri. Kita berusaha menampilkan citra diri yang baik, karena kita tidak mau terluka, tidak mau kalah, dan tidak mau kehilangan.

Padahal, ketika kita mencari rasa aman dalam hubungan, maka hubungan yang dijalin telah melenceng dari fungsinya untuk menemukan siapa diri kita, membuka wajah kita yang sesungguhnya. 

Kalau kita hidup dalam keadaan sadar, kita akan mengenali topeng-topeng yang kita pakai, citra diri, dan citra tentang orang lain yang tertanam di benak kita. Setiap hubungan bisa menjadi semacam cermin yang membuka pemahaman siapa diri kita. Terjadi kontak langsung antarpribadi, dan terbuka kemungkinan kesatuan kita dengan yang lain. 

(Dari: Buku Revolusi Batin Adalah Revolusi Sosial, karya J. Sudrijanta, S.J. Penerbit Kanisius, 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar