Cari Blog Ini

Minggu, 21 September 2014

Penyembah Api

Ada sebuah legenda dari Timur tentang Nabi Ibrahim yang duduk di tendanya pada suatu sore, berjaga kalau-kalau ada orang asing yang butuh beristirahat setelah melintasi padang pasir yang ganas.

Tak lama berselang, ia melihat seorang lelaki tua berjalan ke arahnya. Lelaki tua itu tampak lemah dan letih, badannya condong bertumpu pada tongkat di tangannya.

Ibrahim keluar tenda menyambut lelaki tua itu, menuntunnya masuk ke dalam tenda dan menyajikan makanan hangat untuknya. Lelaki tua itu begitu lapar, sehingga ia melahap makanan tanpa berdoa lebih dahulu.

"Tuhan apa yang engkau imani, sahabat?" tanya Ibrahim.

"Oh, saya menyembah api," jawab lelaki tua itu sambil makan. "Saya tidak mengakui Tuhan lainnya."

Ibrahim menjadi marah dengan jawaban yang didengarnya. Ia mendorong lelaki tua itu keluar tenda, membiarkannya sendirian di kegelapan malam di bawah naungan langit dan terpaan angin.

Saat Ibrahim hendak tidur malam itu, Tuhan memanggilnya dan menanyakan keberadaan tamu tersebut. "Aku mendorongnya keluar tenda, Tuhan," Ibrahim menjelaskan, "karena ia tidak menyembah-Mu."

Tuhan bersabda kepadanya, "Aku telah bersikap toleran terhadapnya selama bertahun-tahun, meskipun ia tidak menghormati-Ku. Tidak bisakah engkau bertoleransi semalam saja, bukankah ia tidak memberimu kesulitan?"

Mendengar peringatan Tuhan, Ibrahim merasa malu dengan sikapnya yang tidak bisa bertoleransi. Ia keluar mencari lelaki tua itu, mengundangnya kembali ke dalam tenda dan menjamunya dengan ramah.

(Dari: Buku Menulis di Atas Pasir - 75 Kisah tentang Keberanian dan Keteguhan Iman, karya J.P. Vaswani. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2012)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar