Cari Blog Ini

Rabu, 10 September 2014

Menilai dari Yang Kelihatan

Sebuah kapal karam diterjang badai hebat. Hanya dua lelaki yang selamat. Mereka berenang ke pulau kecil yang gersang. Tidak tahu apa yang harus dilakukan, mereka hanya berdoa.

Untuk mengetahui doa siapa yang dikabulkan, mereka sepakat membagi pulau kecl itu menjadi dua bagian. Mereka lalu tinggal bersebelahan.

Doa pertama, mereka memohon bisa memperoleh makanan. Keesokan hari, lelaki ke-1 melihat sebuah pohon penuh buah-buahan tumbuh di bagian tempat tinggalnya. Sedangkan sebelahnya tetap kosong.

Seminggu kemudian, lelaki ke-1 merasa kesepian dan berdoa agar diberi istri. Keesokan hari, ada kapal karam dan satu-satunya penumpang yang selamat  seorang perempuan. Ia terdampar di sisi pulau, tepat tempat lelaki ke-1 tinggal. Sedangkan di sisi tempat tinggal lelaki ke-2, tidak ada apa-apa.

Lelaki ke-1 lalu berdoa mohon rumah, pakaian, dan makanan. Seperti keajaiban, semua ada keesokan harinya. Lelaki ke-2 tidak memperoleh apa pun. 

Akhirnya lelaki ke-1 berdoa meminta kapal, agar ia dan istrinya bisa meninggalkan pulau itu. Pagi hari mereka menemukan kapal tertambat di sisi pantainya. Ketika kapal siap berangkat, lelaki ke-1 mendengar suara dari langit, "Hai, mengapa engkau meninggalkan temanmu di sisi lain pulau ini?" 

"Doa temanku tak pernah dikabulkan, karena itu ia tidak pantas mendapatkan apa pun," jawab lelaki ke-1. 

"Kau salah!" terdengar suara membahana. "Tahukah engkau, temanmu hanya memiliki satu doa dan semua doanya terkabul. Ia berdoa agar semua doamu dikabulkan. Kalau tidak, engkau tidak akan mendapat apa pun."

Apakah yang membuat kita merasa lebih baik dari yang lain? Tak selayaknya kita meremehkan orang lain. Janganlah menilai sesuatu hanya dari yang kelihatan.

(Dari: Buku Inspiring Stories - Kisah-kisah Inspiratif Pilihan yang Menggugah Jiwa, editor Wahyudi Sutrisno. Penerbit Cakrawala, 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar