Cari Blog Ini

Sabtu, 04 Mei 2013

Kesendirian

Bayangkanlah sebuah kolam. Pada hari tenang, permukaannya tampak seperti cermin: memantulkan birunya langit, gulungan awan-awan, dan cerahnya matahari.

Tetapi, keadaan segera berubah ketika kolam terganggu oleh goncangan, misalnya sekelompok anak yang meloncat ke dalam kolam. Permukaan kolam menjadi beriak, berombak. Air di bawah permukaan dipenuhi gelembung dan digelapkan lumpur.

Dalam banyak hal, kehidupan kita sangat mirip kolam. Ketika suasana diam, Anda akan dapat memandang sampai ke dasar, melihat gerakan atau perubahan sekecil apa pun. Namun, ketika keadaan bergejolak, segala sesuatu tampak kabur dan terhalang.

Sayangnya, hanya sedikit dari kita yang mirip dengan kolam tenang. Kebanyakan dari kita lebih mirip blender di dapur yang mesinnya mendengung, bilahnya berdesing, dan gerakannya yang serba cepat melumatkan semua elemen kehidupan kita.

Kebisingan dunia berpengaruh membelokkan orang dari realitas hidup yang lebih dalam. Kebisingan itu membuat perhatian kita tersita pada yang tampak pada kulit luar, mengabaikan yang lebih bermakna. Kebisingan membuat jiwa kita tuli dan memadamkan hati kita.

Penyendirian merupakan upaya untuk membungkam kebisingan dunia. Ia juga menjadi alat untuk menenangkan jiwa kita yang sering kali memburuk akibat pergolakan, tekanan, dan kesulitan yang terjadi.

Satu hal yang disadari banyak orang ketika pertama kali menyendiri adalah betapa bisingnya hati dan pikiran. Kita khawatir tentang masa lalu dan risau akan hari depan. Ego kita bergelut tanpa henti mengupayakan rasa percaya diri, sedangkan keraguan terus merecoki. Dunia dalam diri kita sering lebih mirip tenda sirkus atau karnaval yang hiruk-pikuk, ketimbang kolam yang sejuk, tenang, dan jernih bagaikan kristal.

Janganlah lari dari keheningan. Terimalah panggilan agung dari Allah kepada sukacita penyendirian. Penyendirian juga merupakan salah satu cara mengungkapkan diri kita kepada Allah dan mengundang Allah tinggal bersama kita. Keakraban dengan Sang Pencipta hanya bisa dicapai melalui disiplin penyendirian, kesunyian, dan ketenangan. 

Janganlah isi hari-hari Anda dengan bunyi-bunyian yang meracuni, atau malam Anda dengan dagelan yang tak lucu di televisi, kisah-kisah petualangan yang membosankan, atau musik pop buatan.

Masuklah ke dalam air keheningan yang tenang dan sejuk, carilah Allah di sana. Seperti ditulis Henri Nouwen, "Untuk menjalani hidup rohani, pertama kali kita perlu menemukan keberanian memasuki gurun kesepian kita, serta mengubahnya dengan upaya lembut dan pantang menyerah menjadi taman indah penyendirian."

(Dari: Buku Ajaran-Ajaran St. Fransiskus – Bagaimana Membawa Kesederhanaan dan Kerohanian ke dalam Hidup Anda Sehari-hari, karya John Michael Talbot dan Steve Rabey. Penerbit Bina Media Perintis, Medan 2007)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar