Cari Blog Ini

Rabu, 17 Oktober 2012

Mengubah Cara Pandang

Norman Vincent Peale
Seorang pria datang berkonsultasi ke Norman Vincent Peale (1898-1993) - pendeta, penulis, dan pembicara profesional. Pria itu mengeluh sudah bosan dengan segalanya. "Tampaknya Anda alergi terhadap hidup," ujar Peale.

"Ya," jawab pria itu, "Saya lebih suka berbaring dan mati." Jawaban pria tersebut memunculkan gagasan untuk melakukan percobaan. "Saya sarankan Anda lakukan hal ini," kata Peale. 

"Besok pagi Anda bangun tidur, bayangkan dan berbuatlah seolah-olah hari itu adalah hari terakhir dalam hidupmu. Di saat Anda berbaring ketika bangun pagi, katakan kepada dirimu sendiri bahwa inilah terakhir kalinya Anda berbaring di tempat tidur yang nyaman itu. Lalu, nikmatilah sarapan pagi terakhir Anda. Jangan membaca suratkabar seperti biasanya. Tetapi, bicaralah kepada istrimu, karena Anda tak akan punya kesempatan berbicara lagi dengannya. Dalam perjalanan ke tempat kerja, berjalanlah perlahan dan pandanglah baik-baik rumah dan kota Anda. Di atas kendaraan, sadarilah bahwa ini terakhir kali Anda naik kendaraan tersebut. Lihatlah hal-hal yang tidak Anda sukai pula, untuk terakhir kalinya," Peale menjelaskan.

Pria itu berjanji akan melakukan percobaan tersebut dan memberitahu hasilnya kepada Peale. Keesokan pagi, ia mulai membayangkan hari itu sebagai hari terakhir dalam hidupnya. Perjalanan pergi dan pulang dari tempat kerja menjadi perjalanan yang mengagumkan baginya. 

Di bawah cahaya bintang-bintang di langit, ia pulang ke rumah. Ia tidak menggunakan kunci seperti biasanya, tetapi menekan tombol bel. Ketika pintu terbuka, tampaklah kekasihnya yang dinikahi 35 tahun silam. Pria itu mengatakan kepada Peale, "Saya langsung memeluk dia dan memberinya ciuman paling mesra sepanjang kehidupan kami bersama. Saat itulah saya bertekad untuk meneruskan hidup ini - keesokan harinya dan hari-hari berikutnya, selama Tuhan masih menganugerahi kehidupan kepada saya." 

(Dari: Buku 1500 Cerita Bermakna jilid ke-1, karya Frank Mihalic, SVD. Penerbit Obor, 2009) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar