Cari Blog Ini

Senin, 29 Oktober 2012

Hidup adalah Pilihan

Hidup akan terasa lebih indah bila ia berada di tangan kita sendiri, bukan di tangan orang lain. Coba renungkan baik-baik, siapa yang sekarang ini mengendalikan diri Anda?

Apakah Anda telah menjadi sutradara terhadap kehidupan Anda sendiri, atau Anda merasa dikendalikan dan diatur oleh orang-orang yang berada di sekitar Anda? Apa Anda melakukan banyak hal lebih karena kewajiban dan bukan karena keinginan maupun pilihan Anda sendiri?

Pertanyaan awalan itu penting untuk menemukan apakah seseorang memiliki ciri-ciri sebagai orang yang berkuasa penuh atas pilihan dalam hidupnya atau tidak. Ada dua ciri utama orang yang tidak memiliki pilihan hidup:

Pertama, mereka sering merasa terpaksa melakukan sesuatu. Mereka sering merasa tidak berdaya.

Kedua, mereka melakukan segala sesuatu sebagai kewajiban. Mereka bekerja karena diwajibkan atasan, mencari nafkah karena tuntutan keluarga atau kewajiban membiayai anak-anak. Orang-orang seperti ini mustahil bisa menikmati hidup yang indah, karena merasa kendali tidak ada dalam genggaman mereka.

Padahal, hidup hanya akan menjadi indah kalau kita menjadi tuan terhadap kehidupan sendiri, yaitu mampu menentukan dan mengendalikan segala sesuatu yang berkaitan dengan hidup kita.

Itulah bedanya kita dengan hewan dan tumbuhan. Hewan dan tumbuhan hidup secara refleks. Mereka menuruti naluri dan insting. Mereka ditentukan oleh kondisi luar. Sebaliknya, kita punya kemampuan untuk menentukan bukan hanya ditentukan.

(Dari: Buku Cherish Every Moment - Menikmati Hidup yang Indah Setiap Saat, karya Arvan Pradiansyah, Happiness Inspirator. Penerbit PT Elex Media Komputindo, 2011)
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar