Cari Blog Ini

Rabu, 29 April 2015

Di Antara Reruntuhan

Rembulan menjatuhkan selubung samar-samarnya di atas kebun Kota Matahari (Kota Baalbek yang telah runtuh di Libanon), dan keheningan menimpa seluruh makhluk. Istana-istana yang telah ambruk tampak mengancam, seperti monster-monster yang mengejek.

Ketika itu dua hantu, seperti uap, muncul dari permukaan danau yang biru, duduk di atas sebuah pilar marmer, merenungkan pemandangan yang seperti dunia gaib. 

Hantu yang satu mengangkat kepalanya, dengan suara bergema berkata: "Inilah sisa bait-bait yang kubangun untukmu, kekasihku. Inilah reruntuhan sebuah istana yang telah kudirikan untuk menyenangkanmu. Tak ada lagi yang tersisa untuk mewartakan kepada bangsa-bangsa, tentang kemuliaan di mana kucurahkan kehidupanku, dan tentang pamer di mana kueksploitasi yang lemah.

Keterlupaan telah menenggelamkan kerajaan yang kudirikan. Tak ada yang tersisa selain atom-atom kasih yang telah diciptakan oleh kecantikanmu dan efek-efek keindahan yang telah dihidupkan oleh kasihmu.

Kudirikan sebuah bait di Yerusalem dan para imam menguduskannya, tetapi waktu telah menghancurkannya. Namun dalam hatiku, altar yang kubangun bagi Kasih - dikuduskan oleh Allah dan ditopang terhadap kuasa-kuasa kehancuran.

Hari-hari pemerintahanku menjadi hambatan terhadap pengertianku akan Kasih dan akan indahnya kehidupan. Tetapi ketika aku melihatmu, Kasih bangkit dan menghancurkan hambatan itu. Kuratapi kehidupan yang telah kujalani, kuanggap segalanya yang di bawah matahari hanyalah kesia-siaan belaka.

Ketika Kasih mencerahkanku, aku menjadi rendah hati di hadapan suku-suku yang ketakutan terhadap keperkasaan militerku, maupun di hadapan rakyatku sendiri.

Ketika maut datang, ia menguburkan senjata-senjata mematikanku di dalam bumi dan membawa kasihku kepada Allah."

Hantu yang lain berkata, "Seperti bunga mendapatkan kehidupannya dan semerbak harumnya dari bumi, demikian juga jiwa mendapatkan hikmat serta kekuatan dari kelemahan dan kekeliruan kebendaan."

Lalu kedua hantu itu menyatu dan pergi sambil berkata, "Kekekalan hanya menyimpan Kasih, sebab Kasih adalah seperti Kekekalan." (Kahlil Gibran 1883-1931) 

(Dari: Buku Renungan dan Meditasi, karya Kahlil Gibran. Penerbit Classic Press, 2003)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar