Cari Blog Ini

Minggu, 29 Maret 2015

Doa yang Penuh Kesungguhan

Seorang pengkhotbah dan seorang sopir taksi tiba di depan pintu gerbang surga pada saat bersamaan.  Setelah menanyai keduanya, malaikan penjaga surga membukakan pintu gerbang dan mempersilakan sopir taksi masuk ke surga lebih dulu. Kemudian, malaikat itu minta pengkhotbah untuk duduk dan menunggu pertimbangan.

Pengkhotbah marah. "Bagaimana bisa kamu mempersilakan orang itu masuk ke surga lebih dulu dari saya?" tanyanya. "Saya sudah berkhotbah setiap hari Minggu selama lebih dari 50 tahun! Sedangkan sopir taksi itu hanya menyetir di sekeliling kota," kata pengkhotbah.

"Benar," jawab malaikat. "Ketika Anda berkhotbah, orang-orang tertidur. Tetapi ketika sopir ini menyetir, orang-orang memanjatkan doa."

***

Pertumbuhan spiritual sedikit berhubungan dengan kata-kata, tetapi sebaliknya sangat berhubungan dengan pengalaman. Sebab, pengalaman hidup mengalir jauh lebih dalam dan tinggal bersama kita untuk jangka waktu yang lama.

Doa sejati bukanlah masalah membaca sebuah tulisan, tetapi niat dalam hati. Anda dapat saja mengucapkan semua kata yang tepat, namun jika pikiran Anda melayang ke mana-mana atau jika niat Anda lemah, Anda hanya akan mendapat sedikit hasil. 

Sebaliknya, jika Anda memohon dengan keikhlasan dan keyakinan, Anda dapat mengatakan sedikit kata atau tidak sama sekali, dan permohonan Anda akan dijawab secara utuh.

Sertakanlah seluruh hati Anda dalam doa-doa Anda. Ketika Anda tidak sedang berdoa, sertakan seluruh hati Anda dalam kehidupan Anda. Akhirnya, seluruh kehidupan Anda akan menjadi sebuah doa. 

(Dari: Buku Hati yang Bijaksana - Renungan untuk Kehidupan yang Lebih Berarti, karya Alan Cohen. Penerbit Interaksara, 2005)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar