Cari Blog Ini

Sabtu, 03 Januari 2015

Memilih untuk Bersyukur

Ini kisah tentang dua anak yang bernama Ceria dan Murung. Seperti namanya, Ceria sifatnya periang dan selalu tersenyum. Sebaliknya, Murung kerap mengeluh dan selalu cemberut. 

Suatu kali Murung mendapat hadiah telepon genggam dari orangtuanya. Ia senang sekali, tetapi tak lama kemudian wajahnya kembali murung. Ia khawatir teman-temannya akan meminjam telepon genggamnya dan merusakannya. Hadiah itu bukan mendatangkan kegembiraan, malah menjadi beban buatnya.

Di saat bersamaan, Ceria juga mendapat hadiah dari orangtuanya. Ketika menerima hadiah berupa kotoran kuda, Ceria kaget sekali. Tetapi ia segera berpikir, "Ah, masa ayah dan ibu hanya memberi kotoran kuda, pasti ada sesuatu yang baik di balik ini."

Ceria lalu menghampiri orangtuanya. "Ayah dan Ibu sangat mengasihi saya, tak mungkin hanya memberi kotoran kuda. Ini pasti sebuah tanda bahwa Ayah dan Ibu sudah membelikan saya seekor kuda," kata Ceria sambil tersenyum dan memeluk kedua orangtuanya.

Cerah-suramnya kehidupan tidak tergantung pada kondisi di luar diri kita, tetapi pada cara kita memandang dan menyikapinya. Saat ini mungkin kita sedang berada dalam kondisi yang sulit, namun sesungguhnya dalam keadaan seperti ini pun kita dapat tetap memilih untuk bersyukur.

(Dari: Buku Renungan Harian - Agustus 2010. Penerbit Yayasan Gloria, Yogyakarta)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar