Cari Blog Ini

Senin, 19 Januari 2015

Mendengarkan dengan Hati

"Kita sudah membuang-buang waktu hari Sabtu ini," keluh John ketika ayahnya dengan lembut membangunkannya.

Nada sedih dalam suara John langsung membangkitkan amarah ayahnya. Tetapi, sebelum sang ayah melontarkan kata-kata pedas yang ada di pikirannya, sesuatu menahannya. 

Hari Sabtu ini memang dihabiskannya untuk mengecat kantor baru istrinya. Ia sudah lelah, ia tahu John yang berumur 8 tahun juga lelah dan bosan menemaninya sepanjang hari. John tertidur di sofa dan sekarang ia membangunkannya, agar mereka bisa pulang ke rumah.

Dengan penuh belas kasih, sang ayah merespons putranya, "John, Ayah tahu hari Sabtu adalah hari terpenting dalam seminggu. Ayah sangat menghargai kesediaanmu menggunakan hari Sabtu ini untuk membantu mengecat kantor Ibumu. Untuk itu, dalam perjalanan pulang ke rumah kita bisa mampir ke toko dan menyewa sebuah film keluarga yang kamu pilih. Bagaimana menurutmu?"

Kasih sayang ayahnya membuat kesedihan John berubah menjadi rasa bangga. "Terima kasih, Ayah, aku suka ide itu," katanya.

Terkadang, bila kita mendengarkan dengan hati kita bukan dengan telinga kita, kasih akan menang dan relasi berkembang. Seperti dikatakan Johann Wolfgang von Goethe (1749-1832), "Koreksi bisa melakukan banyak hal, tetapi peneguhan hati dapat melakukan lebih banyak lagi."

(Dari: Buku Nikmatilah Fajar Menyingsing bersama Allah - Bacaan Inspirasional untuk Mengawali Hari Anda menurut Cara Allah, editor Daru Susilowati. Penerbit Gospel Press, 2002)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar