Cari Blog Ini

Senin, 12 September 2011

Matang Luar-Dalam

Seorang sahabat mengisahkan pencerahan yang didapatnya ketika menggoreng tempe. Ia menggoreng tempe di atas api besar dengan harapan tempe cepat matang. Memang dalam sekejap bagian luar tempe sudah kecokelatan, namun ketika ia mengunyahnya, bagian dalam tempe masih belum matang.

Pengalaman itu membuatnya memahami makna "dikarbid" (dikarbit) - dihangatkan dengan gas karbid supaya lebih cepat matang - dalam arti luas. Hasil "karbidan" sekilas pandang dari luar memang cukup meyakinkan, tetapi perlu dicermati apakah bagian dalamnya sudah setara dengan bagian luarnya? 

Misalnya, anak Anda memiliki kesempatan "loncat kelas" karena prestasinya yang gemilang di sekolah. Sekolah Dasar yang seharusnya 6 tahun dapat ditempuh dalam 4 tahun, bangku SMP hanya 2 tahun didudukinya, begitu pula bangku SMA. Dalam kurun 8 tahun ia dapat menamatkan pendidikan dasar dan menengah. Di usia 14 tahun ia masuk perguruan tinggi. Sebagai orangtua Anda sangat bangga, namun apakah Anda perhatikan juga perkembangan batinnya?

"Pengarbidan" dalam bentuk lain dijumpai pula di sekitar kita - tokoh dan pemimpin di panggung politik yang "dikarbid" partai atau institusi, rekan kerja yang "dikarbid" atasan, olah kerohanian yang "dikarbid." Manusia di zaman yang serba-instan ini ingin segera mencapai tujuan, memperoleh apa yang diinginkan. Tetapi, seberapa tangguh hasil "pengarbidan" dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan?

Alangkah baik jika segala sesuatu dibiarkan berkembang apa adanya, sesuai proses alami, sehingga matang luar-dalam sesuai waktunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar