Cari Blog Ini

Kamis, 22 September 2011

Bisakah Indra-Hati-Budi Bekerja secara Utuh?

Tubuh kita bereaksi atau bertindak sesuai dengan dorongan indra-indra kita. Dalam setiap momen yang terus berganti, salah satu indra kita berperan lebih penting. Saat ada suara ditangkap oleh telinga, maka pendengaran menjadi lebih dominan. Saat objek yang terlihat ditangkap oleh mata, maka penglihatan menjadi lebih dominan. Begitulah seterusnya.

Sebagai contoh, ketika kita mendengar suatu kata, pikiran kita dengan cepat bergerak, mengatakan itu kritikan, lalu perasaan kita mengatakan itu tidak menyenangkan, pikiran bergerak kembali untuk menolak, menilai, menghindar, atau menerima. Apa yang kita dengar menjadi tercerai-berai, terpecah oleh pikiran, perasaan, keinginan, dan lainnya. 

Bisakah kita merespons langsung rangsangan yang ditangkap oleh indra tanpa melibatkan sensor pikiran atau perasaan? Memandang sesuatu dengan persepsi langsung memungkinkan adanya keutuhan indra-hati-budi.

Mengamati secara total berarti seluruh indra-hati-budi berada dalam keadaan bangun atau sadar. Dalam apa yang terdengar, di situ bukan hanya ada pendengaran melalui indra telinga, tetapi sekaligus ada pemahaman total. Dalam apa yang terlihat, di situ bukan hanya ada penglihatan melalui indra mata, tetapi sekaligus ada pemahaman utuh. Tidak ada lagi pikiran yang mencampuri pencerapan indra-indra. 

Kebanyakan orang berjuang mendisiplinkan diri, tetapi pendisiplinan itu ternyata tidak membawa ketertiban. Mendisiplinkan diri berarti bertindak berdasarkan suatu pola ideal yang kita anut. Dalam disiplin terjadi penyesuaian, kekerasan, pengendalian, dan pergulatan. Apa perlunya tubuh atau batin didisiplinkan, kalau tidak membawa ketertiban?

Disiplin bukanlah ketertiban. Ketertiban hanya datang kalau ada kesadaran akan gerak batin. Bisakah kita memandang pasangan hidup, anak, tetangga, rekan kerja tanpa terpecah oleh berbagai keinginan, harapan, dan penilaian? Bisakah kita memandang segala sesuatu apa adanya, tanpa si aku atau pikiran sebagai pusat? Bisakah indra-hati-budi bekerja secara utuh, tidak terpecah? Pemahaman total membuat batin hening, tertib, mekar, aktif, dan tajam. Ada kesatuan antara pencerapan indra serta keutuhan hati dan budi.


(Dari: Buku Revolusi Batin adalah Revolusi Sosial, karya J. Sudrijanta, S.J. Penerbit Kanisius, 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar