Cari Blog Ini

Selasa, 25 Juni 2013

Terima Apa Adanya

Pemikiran subjektif seseorang tidak mungkin mampu mengubah keadaan objektif yang sudah menjadi kenyataan. Oleh karena itu, jangan memaksakan kehendak secara subjektif untuk mengubah keadaan objektif. Terimalah apa adanya.

Semua orang punya talenta dan kemampuan masing-masing yang terbatas. Kemampuan kecil jangan dipaksakan melakukan pekerjaan besar di luar kapasitasnya. Kalau hanya mampu mengangkat benda seberat 20 kg, jangan memaksakan diri membawa benda 40 kg.

Sering kali tidak semua hal yang kita hadapi dalam hidup terjadi sesuai dengan keinginan atau harapan kita. Oleh karenanya, bila tidak mau melepaskan ego dan ke-aku-an dari pikiran, kita mengalami rasa kecewa atau frustasi mendalam. 

Terimalah kenyataan objektif dengan lapang dada, akui dan terimalah kenyataan hidup yang tak mungkin bisa kita ubah, baru kita bisa merasa tenang dan tidak gelisah.

Menerima apa adanya bukan berarti menyerah dan bersikap pasif atas kenyataan yang ada. Kita tetap berusaha, namun bila sudah bekerja maksimal tetapi tetap tidak bisa mencapai, kita tidak memaksakan diri.

Ada seorang veteran tentara Amerika yang salah satu kakinya diamputasi. Ia menjual koran di pinggir jalan kota New York sambil menyalakan radio dan bersiul mengikuti lagu yang sedang diputar. 

Seorang pendeta bertanya kepadanya, "Anda kehilangan satu kaki, tapi mengapa masih bisa hidup gembira dan optimistis?"
Penjual koran itu berkata, "Oh, lihat di sudut jalan itu ada orang yang berjualan koran dan kedua kakinya sudah tidak ada lagi. Aku masih beruntung karena punya satu kaki."   

(Dari: Buku The Ancient Chinese Wisdom - Bebas dari Nafsu Keinginan Baru Bisa Hidup Tenang, karya Andri Wang. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar