Cari Blog Ini

Minggu, 23 Juni 2013

Berjuanglah dan Pasrahlah

Pasrah tidak sama dengan menyerah. Pasrah justru sebuah sikap proaktif, perjuangan habis-habisan untuk melakukan apa pun yang bisa kita lakukan, sekaligus menyadari akan adanya suatu kekuatan yang bekerja di luar kontrol kita.

Untuk bersikap pasrah, pertama-tama Anda perlu mengetahui apa yang bisa diubah dan yang tak bisa diubah. Apa pun masalah yang Anda hadapi, masukkan ke salah satu dari tiga kategori: hal yang dapat Anda kontrol, hal yang tidak dapat Anda kontrol tapi dapat Anda pengaruhi, dan hal yang berada di luar kontrol Anda. 

Inti kedua dari kepasrahan adalah selalu dapat melakukan sesuatu dalam situasi apa pun. Contohnya, Anda tidak dapat mengontrol kenaikan harga barang-barang, tetapi Anda dapat mengontrol gaya hidup Anda. Anda tidak bisa melakukan apa pun agar selamat dalam penerbangan, tetapi Anda bisa menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan. Jangan salah, menyerahkan kepada Tuhan bukanlah tindakan pasif, melainkan pilihan yang Anda ambil secara sadar.

Kepasrahan akan memberi Anda ketenteraman sejati. Seorang rekan divonis menderita kanker rahim sangat ganas. Ia pasien di rumah sakit yang sama dan dengan stadium kanker yang sama seperti penyanyi almarhumah Nita Tilana. Bahkan, ia sedianya akan dioperasi sebelum Nita. Bedanya, kawan saya ini minta operasinya ditangguhkan sebulan.

Selama itu, ia berpuasa dan benar-benar menyerahkan diri kepada Tuhan. Kemudian terjadilah keajaiban. Kanker yang sebelumnya menyebar, sekonyong-konyong menyatu di satu tempat, sehingga mudah diangkat. Sampai saat ini, rekan saya ini masih hidup dan bekerja bersama-sama dengan saya.

Kepasrahan berarti melakukan usaha semaksimal mungkin, tetapi menyerahkan hasilnya pada kehendak Tuhan. Dalam situasi tanpa kontrol, kepasrahan berarti memilih untuk menerima apa adanya, serta menghilangkan keinginan, ambisi, dan cita-cita apa pun.

Cobalah Anda perhatikan doa Anda. Masih seringkah Anda meminta sesuatu kepada Tuhan? Ataukah Anda mengatakan hal berikut ini: "Ya Tuhan, berikanlah kepadaku apa yang terbaik menurut kehendak-Mu."

(Dari: Buku Life is Beautiful - Sebuah Jendela untuk Melihat Dunia, karya Arvan Pradiansyah. Penerbit PT Elex Media Komputindo, 2013)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar