Cari Blog Ini

Sabtu, 14 Juli 2012

Menjinakkan Domba

Seorang pelancong mengunjungi pegunungan di Swiss. Suatu hari, ia mendekati tempat penggembalaan domba di suatu perbukitan. 

Ada seorang gembala dengan kawanan dombanya. Di antara setumpuk kecil rumput, berbaring seekor domba yang kelihatan sedang sakit. Ternyata, salah satu kakinya patah. Pelancong ingin tahu bagaimana hal itu bisa terjadi.

Sang gembala menjawab, "Saya sengaja mematahkan kaki domba itu, agar jangan terjadi sebaliknya, kaki saya yang patah karenanya." Si gembala lalu bercerita, dari semua domba di kawanannya, domba yang satu itu paling tidak setia. Ia tak pernah mau menaati perintah gembala, berkeliaran sendiri, dan mengajak domba lain tersesat. 

Sebelumnya gembala itu pernah mengalami hal serupa. Maka, ia tahu bagaimana mencegahnya. Ia mematahkan kaki domba untuk menyelamatkannya. Di hari pertama ia mengantar makanan untuk domba yang sakit itu, domba marah dan mencoba menggigit sang gembala. "Saya membiarkannya sendirian selama beberapa hari. Ia kelaparan. Kemudian, saya kembali mengantar makanan untuknya. Sekarang, ia bukan hanya mengambil makanan itu, tetapi juga menjilati tangan saya," tutur sang gembala.

"Jika domba ini pulih nanti, ia akan menjadi domba terbaik di antara semua domba dalam kawanannya," lajut sang gembala. "Tak ada domba lain yang akan mendengar suara saya lebih cepat daripada domba yang sakit ini. Dan tak seekor domba pun yang akan mendekati saya sedemikian akrab seperti domba ini." (Bert Balling)  

(Dari: Buku 1500 Cerita Bermakna jilid ke-3, karya Frank Mihalic, SVD. Penerbit Obor, 2008)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar