Cari Blog Ini

Minggu, 12 Februari 2012

Makhluk Kebiasaan

Obsesi dan adiksi adalah salah satu jalur batin yang bisa menyebabkan masalah besar dan kesulitan bagi banyak orang. Bukan hanya obsesi dan adiksi minuman keras, rokok, namun juga berbagai kecanduan lain seperti kebiasaan kita bicara kepada orang yang kita kasihi, cara berperilaku dalam lingkungan keluarga dan kerja, hingga cara kita berpikir.

Perilaku jasmani, ucapan, dan batin yang obsesif dan adiktif bisa menyebabkan begitu banyak duka dan derita bagi orang lain. Sangatlah berharga dan layak bagi kita untuk menginvestasikan waktu sejenak, mempelajari hal ini dan mengatasinya, sehingga kita menjadi orang yang bahagia, damai dengan diri sendiri, menjadi orang yang tidak memiliki banyak masalah atau tidak menjadi orang yang menyebabkan banyak masalah bagi orang lain.

Kita perlu memahami hubungan sebab-akibat batin, kerja batin sebagai sebuah proses, dan bagaimana batin masuk ke dalam kurungan ini - ke "jalan buntu" obsesi dan adiksi. Salah satu praktik hebat yang merupakan meditasi dalam kehidupan sehari-hari ialah praktik penyadaran penuh.

Penyadaran penuh adalah kesadaran akan cara kerja internal batin. Ibaratnya kita menaruh lampu sorot ke dalam batin kita, ke dalam proses berpikir kita, ke dalam proses bekerjanya emosi kita, sampai ke reaksi kita dalam hidup. Kita menaruh lampu sorot ke dalam semuanya itu untuk melihat mengapa dan bagaimana mereka bekerja seperti itu. Hanya dengan menaruh lampu sorot penyadaran penuh sudah merupakan bantuan sangat besar untuk mengatasi obsesi dan adiksi.

Begitu kita melihat seluruh proses tersebut, tidaklah begitu sulit mengubah proses ini. Perilaku terkondisi batin kita, cara berpikir, dan bagaimana emosi meluap; semuanya diakibatkan sebab-sebab yang begitu sering berulang. Kita telah menempuh jalur yang sama seperti yang kita ambil sebelumnya, kondisi dan reaksi yang sama. Kita telah tercuci otak untuk mengikutinya terus.

Kita telah menjadi makhluk kebiasaan. Itulah sesungguhnya obsesi dan kecanduan tersebut. Kebiasaan berpikir, berucap, bertindak yang tidak mendukung bagi terciptanya kebahagiaan. Dengan praktik penyadaran penuh yang menakjubkan, kita dapat mengatasi kebiasaan-kebiasaan itu.

Inilah kiasan yang sering saya gunakan untuk menggambarkan praktik penyadaran penuh. Ibarat kita tengah berdiri di sebuah ruangan. Kita hanya bisa melihat satu pintu untuk berpindah ke ruang lain. Kita selalu menggunakan pintu tunggal, dan pintu ini juga membawa kita ke tempat yang sama. Tempat itu bukan tempat yang sangat menyenangkan, karena obsesi dan adiksi kita. Namun, dengan penyadaran penuh, kita bisa melihat pintu kedua, bahkan ketiga, dan banyak pintu.

Penyadaran penuh memberi kita lebih banyak pilihan, lebih banyak peluang, lebih banyak cara berbeda untuk menangani hal yang sama.

(Dari: Buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 2! - 108 (Lagi!) Cerita Pembuka Pintu Hati, karya Ajahn Brahm. Penerbit Awareness Publication, 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar