Cari Blog Ini

Kamis, 11 April 2013

Memahami Gerak Keinginan

Setiap orang memiliki keinginan dan tidak ada kehidupan manusia tanpa keinginan. Kita memiliki banyak keinginan. Misalnya, keinginan memperoleh sandang, pangan, papan; keinginan menguasai, memiliki, merasa aman, bahagia; keinginan menjadi lebih baik, sabar, rendah hati; keinginan hidup kekal, dan seterusnya.

Apa itu keinginan? Keinginan muncul ketika kita memiliki gambaran tentang sesuatu di luar atau di dalam batin dengan segala sensasi yang ditimbulkan. Sensasi fisikal akan mudah berkembang menjadi sensasi psikologis, setelah pikiran mengembangkan imajinasi.

Ada rasa suka ketika Anda melihat sesuatu yang menarik, dan rasa tidak suka ketika melihat sesuatu yang tidak menarik. Lalu sensasi itu menggerakkan keinginan untuk menyenangi atau membenci suatu objek. Sensasi suka dan tidak suka pertama-tama bukan ditimbulkan oleh objeknya sendiri, tetapi oleh gambaran kita tentang objeknya.

Dalam setiap keinginan ada konflik, kontradiksi, dan pergulatan. Keinginan menguat dalam hasrat, kerinduan, harapan, impian. Pemenuhan objek yang diinginkan membuat orang merasa puas. Begitu pula sebaliknya.

Semakin kuat gambaran tentang suatu objek, semakin menarik objeknya, dan gairah semakin terkobarkan. Apa jadinya ketika keinginan terpenuhi? Bukankah gairah itu lenyap dan objek tidak lagi bernilai? Lalu apa yang kita lakukan, ketika objeknya tidak lagi menarik? Kita membuang objek itu karena tidak lagi bernilai, dan mencari objek lain sebagai pemuas keinginan.

Kita terbiasa mengganti, menambah, atau mengurangi objek-objek keinginan. Proses itu kita sebut perubahan, pertumbuhan, kemajuan. Betapa pun kita merasa maju, tetapi kebanyakan dari kita tetap tidak keluar dari belenggu api keinginan yang terus berkobar dan melalap objek-objeknya. Keinginan menjadikan objek hanya sebagai alat pemuasan, dan semakin memperkuat diri sebagai akar konflik.

Belenggu keinginan telah menciptakan berbagai problem kejiwaan. Keinginan membuat batin seperti kolam yang keruh. Bisakah kita bebas dari belenggu keinginan? Bukankah tidak ada orang yang bisa memusnahkan keinginan? Apakah Anda merasa didera oleh keinginan dan Anda ingin bebas dari keinginan? Bukankah Anda tetap tidak keluar dari lingkaran keinginan?

Keinginan tidak bisa dan tidak perlu dimatikan. Kalau pun Anda melakukannya, Anda mematikan kehidupan, karena tidak ada kehidupan tanpa keinginan. Keinginan untuk mencari sandang, pangan, papan adalah keinginan yang wajar. Keinginan seperti itu tidak menciptakan problem psikologis. Tetapi keinginan untuk menjadi bahagia, aman, suci telah menciptakan problem kejiwaan yang serius. Bisakah kita bebas dari belenggu keinginan, tanpa keinginan untuk memusnahkan keinginan itu sendiri? 

(Dari: Buku Pencerahan - Kebenaran, Cinta, dan Kearifan Melampaui Dogma, karya J. Sudrijanta, S.J. Penerbit Kanisius, 2013)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar