Cari Blog Ini

Minggu, 03 Maret 2013

Mendengar Suara Tuhan

Ketika zaman telegraf sedang berjaya, ada seorang anak muda yang begitu mencintai sandi-sandi morse dan bermimpi dapat bekerja di perusahaan telegraf. Suatu hari, perusahaan mengumumkan sebuah lowongan pekerjaan dan anak muda itu melamarnya.

Saat memasuki perusahaan telegraf, ia terkagum-kagum melihat para karyawan sibuk bekerja dan terdengar ramai suara-suara sandi morse. Ternyata, banyak peminat pekerjaan tersebut. Mereka telah menunggu untuk melakukan wawancara. Resepsionis meminta anak muda itu mengisi formulir dan duduk bersama para pelamar lain.

Ketika usai mengisi formulir, tiba-tiba anak muda itu berdiri dan segera masuk ke ruang wawancara tanpa menunggu dipanggil. Para pelamar lain bertanya-tanya, apalagi beberapa saat kemudian, diumumkan bahwa pemuda itu yang mendapat pekerjaan.

Para pelamar lain protes. Manajemen memberi penjelasan, "Anak muda ini datang bukan hanya menunggu dipanggil, tetapi ia benar-benar menguasai dan mencintai sandi-sandi morse. Dari tadi kami sudah memberi informasi melalui sandi morse yang berbunyi, 'Jika Anda sudah selesai mengisi formulir, silakan masuk untuk diwawancarai.' Anak muda ini menangkap informasi tersebut, sedangkan kalian tidak."

Mari kita belajar seperti anak muda yang mencintai sandi morse itu. Ketika datang kepada Tuhan, kita bukan hanya sibuk dengan permintaan dan pikiran kita sendiri, melainkan mengarahkan telinga rohani kita untuk mendengarkan suara-Nya.

(Dari: Buku 100 Inspiring Stories - Kisah-kisah Kehidupan yang Menginspirasi, Menghibur, dan Menyejukkan Jiwa Anda, karya Xavier Quentin Pranata. Penerbit Andi-Yogyakarta, 2012)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar