Cari Blog Ini

Kamis, 17 Desember 2015

Pesan Bersandi dan Sahabat Sejiwa

Bertahun-tahun lalu aku mengirim sepucuk surat kepada Mary Carter, pengarang buku Tell Me My Name, dan mengatakan aku sebagai penulis pemula sangat menyukai novelnya. Mary membalas dengan surat indah yang selama bertahun-tahun menghiasi meja kerjaku.

Suratnya sekarang sudah hilang, tetapi aku masih ingat kata-katanya. Mary mengucapkan terima kasih kepadaku dan berharap aku bisa mengembangkan tulisanku sendiri. "Menulis," katanya, "seperti mengirimkan pesan bersandi ke ruang angkasa. Kamu tidak pernah tahu apakah di sana ada orang yang menerimanya." Mary senang mengetahui kali ini telah terjalin hubungan antara penulis dan pembacanya.

Aku mulai menulis untuk sebuah majalah. Aku ingat kekaguman dan ketidakpercayaanku ketika pertama kali menerima surat penggemar. Ah, berarti aku telah berhasil menjalin hubungan! Aku selalu ingat pada Mary Carter, maka ketika aku menerima surat dari penggemar, aku membalasnya.

Salah satu kisahku yang menyentuh hati orang banyak adalah sebuah esai yang mula-mula diterbitkan surat kabar lokal, lalu diterbitkan di Reader's Digest. Esai itu tentang mobil Plymouth Valiant bekas yang kami beli. Suamiku bekerja di Angkatan Udara, kami sering pindah. Mobil Valiant itu mengikuti kami dari Ohio ke New York, lalu ke Alabama, Virginia, dan California. 

Akhirnya, tiba saat untuk menjual mobil yang kami namai "Blueberry." Aku tahu suamiku sebenarnya tidak mau menjualnya, karena itu ia memasang harga tinggi dalam iklan di surat kabar. Seseorang yang keranjingan Valiant tua muncul dan tanpa menawar bersedia mengeluarkan lima lembar uang $100 dari dompetnya.

Tulisanku mendapat banyak tanggapan. Bukan tentang Blueberry atau keluargaku, tetapi mereka ingin aku mengetahui tentang mobil tua yang mereka miliki.

"Tulisan Anda benar-benar menyentuh perasaan saya," tulis seorang perempuan dari Michigan yang juga mempunyai mobil Valiant. Di bawah tanda tangannya ia menulis dalam tanda kurung "sahabat sejiwa."

Menyentuh sahabat sejiwa. Ketika kita menulis tentang hal-hal yang dirasakan orang di mana pun - saat sulit, saat menyenangkan, keputusasaan, kegembiraan - kita mengirim sandi dan sahabat sejiwa menangkapnya, hubungan pun terjalin. Dan itu sebabnya kita menulis. (Marilyn Pribus)

(Dikutip dari: Buku Harga Sebuah Impian - Para Penulis Berbagi Cerita, Chicken Soup for the Writer's Soul, karya Jack Canfield, Mark Victor Hansen, Bud Gardner. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2007)     

TULISAN ke-1.000

Ini adalah tulisan ke-1.000 yang diunggah di blog Revolusi Batin sejak pertama kali blog ini dipublikasikan pada 21 Februari 2011.

Terima kasih atas kesetiaan para anggota dan pembaca yang menyimak tulisan-tulisan di sini dari hari ke hari. Anda adalah sahabat-sahabat sejiwa! Mari kita terus menebar Kasih dan Kebaikan, menjadikan dunia ini sebagai Rumah Bersama yang penuh Kedamaian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar