Cari Blog Ini

Rabu, 23 April 2014

Pollyanna

Pollyanna seorang anak yang optimistis. Ia selalu bisa menemukan sisi cerah dalam segala sesuatu. Orangtuanya meninggal ketika ia masih kecil. Pollyanna kemudian diasuh bibinya yang ketus dan galak di Vermont, Amerika Serikat.

Kata favorit Pollyanna adalah "happy" dan ia selalu mempraktikkan "Glad Game" - teknik yang dipelajari dari ayahnya untuk menemukan hal yang disyukuri dalam setiap situasi.

Contohnya, ketika Pollyanna baru pertama kali tiba di Vermont, ia mengira pelayan yang menjemputnya adalah bibinya. "Aku bukan bibimu. Ia ada di rumah," ujar sang pelayan. Pollyanna terdiam sejenak, lalu dengan gembira berkata, "Aku senang bibi tidak menjemputku. Sekarang, aku masih bisa berharap bertemu dengannya. Selain itu, aku kini mendapatkan engkau sebagai teman baruku!"

Keceriaan Pollyanna akhirnya mulai mengubah bibinya menjadi orang yang menyenangkan dan penuh kasih. Bahkan, seluruh kota menjadi berbeda karena kehadiran Pollyanna. 

Kisah Pollyanna yang ditulis Eleanor Porter tahun 1913 menjadi buku cerita anak-anak terkenal pada masanya. Kata pollyanna bahkan menjadi kosa kata bahasa Inggris dan terdaftar dalam kamus Merriam-Webster sebagai "orang yang kegembiraannya berlebihan."

Jika kita melihat orang yang ceria, secara langsung maupun tak langsung, keceriaannya membuat kita terangkat dan lebih bersemangat. 

Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang. (Salomo/Sulaiman bin Daud) 

(Dari: Buku Real Stories for the Soul jilid ke-1, karya Robert J. Morgan. Penerbit Gospel Press, 2003)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar