Cari Blog Ini

Senin, 07 April 2014

Menari Tarian Ilahi

Kita diundang untuk bergabung dalam tarian roh yang disebut oleh Frank X. Tuoti dalam bukunya The Dawn of the Mystical Age sebagai Tarian Evolusioner atau Tarian Ilahi.

Suatu undangan untuk menarikan kepenuhan rahmat sepanjang jalan yang membimbing kita kembali ke "rumah," dalam persekutuan komunitas Ilahi. Tarian ini terbuka bagi semua orang yang berkehendak baik, mau berpartisipasi, dan mau mendekatkan diri. Hanya dengan sedikit iman, sedikit kasih, dan sedikit semangat untuk mempelajari langkah-langkah; serta menyatu dengan Allah, sesama, dan semesta.

Langkah-langkah tariannya tidak rumit. Namun, perlu latihan dan ketekunan untuk dapat tetap dalam tarian. Perlu latihan untuk menjaga diri dari kejatuhan, karena alur jalannya penuh kelokan dan tanjakan. Tak boleh menengok ke belakang dan melongok ke bawah. Arah pandang harus selalu dipertahankan, melampaui apa yang terlihat oleh mata indrawi. Di sinilah Allah menanti untuk merangkul kita.

Bagaimana gerak langkah tariannya?
Langkah pertama - bagian yang terpenting, adalah menjadikan meditasi sebagai bagian dari aktivitas harian. Sebab, bagaimana mungkin kita mau bertemu dengan Allah, tanpa terlebih dahulu bertemu dengan diri sendiri? Bagaimana mungkin kita mengenali-Nya, tanpa terlebih dahulu mengenali diri sendiri yang sejati? Kesejatian diri berakar dalam Keilahian.

Langkah kedua adalah belajar mencintai tanpa syarat. Ini merupakan langkah paling sulit di antara semua langkah, karena terkadang menusuk ke dalam keegoisan diri. Kita akan menemukan cerukan yang relatif keruh dan tak layak untuk orang lain maupun diri sendiri. 

Langkah ketiga adalah tidak bermental menghakimi, karena kita akan dihakimi oleh diri sendiri. "Bayangan" kitalah yang memproyeksikan kesalahan dan kekurangan tersembunyi kita kepada orang lain. Balok yang kita lihat di mata tetangga kita sebenarnya adalah milik kita.    

Langkah keempat adalah praktik kesadaran, hadir dalam kekinian. Ketika kita dalam kesadaran kekinian, kita berada dalam dimensi keempat, dimensi religius, the eternal now.

Beberapa langkah lain yang mudah dilupakan dan terabaikan dalam menari antara lain, tarian ini tidak dapat ditarikan, kecuali kita menjadi manusia pengampun. Mengasihi dan mengampuni merupakan prasyarat bagi kita yang diundang Allah dalam Tarian Ilahi-Nya.

Selain itu, kita perlu terbuka terhadap dunia secara keseluruhan. Kita belajar melihat dengan transparansi hati - seperti apa adanya. Bukan lagi melihat dengan satu dimensi. Latihan meditasi dapat membantu kita melihat secara mendalam dan membuka mata batin kita. Alam semesta dan segala ciptaan bersifat terbuka, hanya kita yang tertutup.

Dalam menari, sering kali terdapat satu langkah ke depan dan dua langkah ke belakang. Tidak masalah, karena kehidupan bagaikan air pasang-surut dan terus mengalir. Jika kita mengira semua langkah - tanpa kesalahan - selalu membawa kita maju, itu berarti kita belum belajar langkah-langkah dasar.

Kita kerap merasa tak punya waktu untuk bergabung dalam Tarian Ilahi. Padahal, tarian ini bergerak selaras "musik" alam semesta, yang akan terus mengalun dengan atau tanpa kita. Marilah kita segera bergerak, ikut dalam tarian; dan membiarkan Allah yang membimbing kita, masuk dalam kehidupan kita sehari-hari.

(Dari: Buku Metameditasi - Hening dalam Bising, karya A. Dedi Prasetia, SS.CC. Penerbit Yayasan Pustaka Nusatama, 2004)

1 komentar: