Cari Blog Ini

Senin, 26 Desember 2016

Tidur Ketika Angin Bertiup

Seorang pemuda menanggapi iklan lowongan kerja di sebuah usaha pertanian. Ia menceritakan pengalaman kerja sebelumnya kepada pemilik pertanian, lalu menambahkan, "Saya bisa tidur ketika angin bertiup." Pernyataan itu membingungkan si petani, tetapi karena ia butuh bantuan, ia mempekerjakan pemuda tersebut.

Selama beberapa bulan pemuda itu mengerjakan dengan baik semua tugas yang diberikan kepadanya. Petani merasa puas. 

Suatu malam, angin badai luar biasa besar bertiup dari barat melintasi daratan itu. Jam dua dini hari, petani bangun lalu mengenakan pakaian, dan berlari keluar. Ia ingin menyelamatkan apa saja yang perlu diselamatkan.

Ia memeriksa gudang. Pintu dan jendela-jendela tertutup rapat, hewan-hewan terikat baik di kandang mereka. Kemudian, si petani memeriksa penampungan air, pompa, mesin, truk, dan garasi. Semua aman.

Petani tetap gelisah dan berlari ke sana-kemari. Ia yakin sesuatu pasti ada yang terlepas, terbuka, atau tertiup badai. Tetapi, segala sesuatu aman di tempat masing-masing. 

Kemudian, petani pergi ke rumah tingkat untuk mengucapkan terima kasih kepada pekerjanya itu. Ia menemukan sang pekerja tidur dengan lelap. Teringatlah petani akan pernyataan yang pernah dikatakan pemuda itu, "Saya bisa tidur ketika angin bertiup."

Petani tersenyum. Pemuda itu telah mengerjakan segala sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik, sehingga ia dapat tetap tidur ketika angin bertiup. 

(Dari: Buku Rangkaian Kisah Bermakna jilid 5 - 100 Cerita Bijak, karya Brian Cavanaugh, T.O.R. Penerbit Obor, 2002)   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar