Cari Blog Ini

Kamis, 06 Desember 2012

Sulitnya Mendengarkan

Semua orang ingin didengarkan, namun sayang sulit sekali mencari orang yang mau mendengarkan.

Ada empat alasan mengapa mendengarkan itu sulit:

Pertama, banyak orang tak sadar bahwa mereka sebenarnya gagal mendengarkan orang lain. Misalnya, dari skala 1-10 saya menilai kemampuan mendengarkan saya 8. Nilai ini hampir dapat dipastikan overvalue (berlebihan -red.). Saya harus bertanya kepada orang-orang yang berinteraksi dengan saya sehari-hari. Berapa nilai mendengarkan saya menurut mereka? Jangan-jangan mereka hanya memberi nilai 7 atau bahkan lebih rendah dari itu.

Kita harus sadar bahwa kita sering menilai diri sendiri lebih tinggi dari penilaian orang lain, apalagi dalam masalah mendengarkan. Tanpa ada kesadaran ini, jangan pernah berharap kita akan dapat meningkatkan kemampuan mendengarkan.

Kedua, kita beranggapan sudah tahu jawabannya. Pengalaman sering membuat kita merasa sudah sangat memahami seluk-beluk suatu masalah. Ini membuat kemampuan mendengarkan kita menjadi menurun.

Ketiga, kita beranggapan mendengarkan bisa dilakukan sambil lalu. Jadi, kita mendengarkan orang lain seperti mendengarkan radio. Kita mendengarkan teman sambil mengetik SMS. Kita mendengar laporan bawahan sambil tetap menatap komputer dan tidak berhenti mengetik. Padahal, mendengarkan butuh konsentrasi penuh.

Keempat, karena kita sendiri ingin didengarkan, diperhatikan, dan dimengerti. Alasan ini betul-betul membuat kita jadi tak sabar untuk mendengarkan orang lain.

Tantangan untuk mendengarkan:

- Menahan hasrat berbicara dari dalam diri sendiri. Dibutuhkan kesabaran dan penguasaan diri yang sangat tinggi. 

- Membuat kita tertarik pada subjek yang sedang dibicarakan. Untuk itu, Anda harus masuk ke dalam jiwa rekan bicara. Kalaupun topiknya kurang greget bagi Anda, minimal pembicaraan itu bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hubungan Anda dengan lawan bicara. 

(Dari: Buku Cherish Every Moment - Menikmati Hidup yang Indah Setiap Saat, karya Arvan Pradiansyah, Happiness Inspirator. Penerbit PT Elex Media Komputindo, 2011) 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar