Cari Blog Ini

Selasa, 22 Mei 2012

Membebaskan

Ada satu kesalahan yang kerap dilakukan orang dalam hubungannya dengan orang lain, yaitu mencoba membangun keadaan nyaman yang stabil dalam arus kehidupan yang senantiasa berubah.

Pusatkan pikiran Anda pada seseorang yang Anda harapkan mencintai Anda. Apakah Anda ingin menjadi seseorang yang penting, istimewa, dan berpengaruh bagi kehidupannya? Bukankah Anda ingin agar ia memedulikan dan memerhatikan Anda secara khusus?

Bila jawaban Anda, "ya," bukalah mata dan lihatlah betapa bodohnya Anda mengizinkan orang lain untuk menyisihkan diri Anda demi kepentingan mereka, membatasi kebebasan Anda demi keuntungan mereka, mengontrol tingkah laku dan perkembangan Anda agar sesuai dengan kepentingan mereka. Seolah-olah ia berkata, "Jika ingin menjadi istimewa bagi saya, kamu harus memenuhi syarat-syarat saya. Begitu tindakanmu tidak lagi sesuai dengan harapan saya, kamu pun tidak lagi istimewa bagi saya."

Anda ingin menjadi istimewa bagi seseorang, dan Anda harus membayarnya dengan kehilangan kebebasan. Anda harus menari sesuai dengan irama orang lain, persis seperti yang Anda tuntut dari orang lain bila mereka ingin menjadi istimewa bagi Anda.

Manakah yang Anda pilih: berada dengan seorang teman dalam penjara atau berada di alam bebas sendirian? Katakan kepada orang itu, "Aku membiarkanmu bebas menjadi dirimu, berpikir menurut pikiranmu, menuruti seleramu, mengikuti dorongan hatimu, bertindak dengan cara apa pun yang kamu sukai."

Saat mengatakan kalimat tersebut, Anda akan mempelajari satu dari dua hal ini. Pertama, hati Anda menentang kata-kata itu dan Anda akan dicecar agar tetap percaya bahwa Anda memang orang yang suka mengikat dan mengeksploitasi. Inilah saatnya untuk menguji keyakinan palsu, bahwa tanpa orang ini Anda tidak dapat hidup bahagia.

Kedua, hati Anda menyuarakan kata-kata itu dengan tulus; saat itu juga semua kekangan, manipulasi, eksploitasi, dominasi, dan rasa iri akan hilang. Anda pun akan melihat sesuatu yang lain. Orang atau pribadi itu otomatis menjadi tidak istimewa dan tidak penting lagi bagi Anda. Ia menjadi penting karena dirinya, seperti matahari terbenam atau pohon yang menjadi istimewa karena pohon itu sendiri bukan karena buah atau keteduhan yang diberikannya.

Orang yang Anda cintai bukan milik Anda lagi, melainkan milik setiap orang atau bahkan bukan milik siapa-siapa, seperti halnya matahari atau pohon itu. Ucapkanlah kata-kata itu lagi dengan tegas, "Aku membiarkan kamu bebas menjadi dirimu...."

Dengan mengucapkan itu Anda telah membebaskan diri, maka sekarang Anda siap untuk mencintai. Dengan mengikat, yang Anda berikan kepada orang lain bukan cinta, melainkan rantai yang hanya akan mengikat Anda berdua. Cinta hanya dapat tumbuh dalam kebebasan. Orang yang sungguh-sungguh mencintai akan mengusahakan kebaikan orang yang dicintai. Untuk mengusahakan itu, yang utama adalah memberikan kebebasan bagi orang yang dicintai.

(Dari: Buku Dipanggil untuk Mencinta - Kumpulan Renungan, karya Anthony de Mello, S.J. Penerbit Kanisius, 1997)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar