Ada seorang pria tua yang tak dapat melakukan pekerjaan produktif lagi, tetapi selalu membawa kaleng kecil berisi oli ke mana saja ia pergi. Jika ia memasuki sebuah gerbang atau pintu yang berderit ketika dibuka, ia menuangkan beberapa tetes oli pada engsel-engsel gerbang atau pintu itu.
Ia berpindah dari satu tempat ke tempat lain, melumasi semua engsel yang kaku, menjadikan pintu mudah dibuka. Orang menyebutnya "nyentrik," tetapi ia tak merasa terganggu dengan sebutan tersebut.
Apa yang dilakukan pria itu memberi pesan kepada kita. Ada begitu banyak jiwa dengan engsel yang sudah berkarat, sehingga menimbulkan suara berderit kalau dibuka. Jiwa-jiwa semacam ini tidak mengenal Cinta Allah.
Marilah kita mengolesi jiwa-jiwa tersebut dengan oli cinta, kedamaian, dan suka cita. Saat Anda mengawali hari baru Anda, tengoklah ke luar untuk melihat orang-orang yang membutuhkan sentuhan kelembutan, kata-kata ceria, dan dorongan yang membangkitkan.
Pancarkanlah senyuman yang menaburkan semangat bagi jiwa yang patah - senyuman yang bisa membawa pengaruh berarti. Minyakilah jiwa orang-orang yang berada di sekitar Anda dengan oli cinta kasih.
(Dari: Buku Saat Chung Tzu Kehilangan Istri - Kumpulan Kisah Bijak, karya J.P. Vaswani. Penerbit Kanisius, 2006)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar