Taylor Caldwell |
Suami Caldwell yang sudah begitu lama mendampinginya dalam pernikahan yang bahagia, meninggal mendahuluinya. Kematian datang setelah sang suami sakit berkepanjangan, dan mereka sudah mempersiapkan diri untuk hal ini.
Beberapa saat sebelum kematian suaminya, Caldwell menggenggam tangan sang suami dan memohon kepadanya, "Kalau memang ada kehidupan di dunia sana, kumohon kau memberikan tanda kepadaku. Biarkan aku tahu bahwa kau tetap bersamaku." Suaminya mengangguk.
Suatu pagi, dengan kesedihan mendalam Caldwell pergi ke kebun, mencari penghiburan dari alam, seperti yang selalu dilakukannya. "Oh, sayangku," ia berseru kepada suaminya, "Kalau saja kau mengirimkan tanda padaku, bahwa kau ada bersamaku, aku bisa menahan semua ini. Kedukaanku begitu dalam..."
Saat itu, Caldwell mendekati bagian kebun yang selama ini tanahnya tidak subur dan sulit ditanami. Ketika ia melayangkan pandang ke bagian yang gersang itu, ia terkejut. Bagian tengah tanah itu memang ditumbuhi semak-semak rosemary, tetapi tak pernah berbunga selama tiga puluh tahun.
Sehari sebelumnya, ketika ia berjalan di tanah yang sama, dalam hati ia bergumam, "Betapa sayangnya semak-semak itu tak pernah berbunga..." Namun sekarang, entah bagaimana, semak-semak itu penuh dengan bunga mekar.
Caldwell menatap dengan takjub. Ia lama terdiam. "Terima kasih... Sekarang aku bisa bertahan, karena aku tahu kau bersamaku," ujarnya. Ia telah memperoleh tanda yang dicarinya. "Kalian tahu," katanya kepada mereka yang kemudian mewawancarainya, "Rosemary berarti kenangan."
Cinta yang kuat dan berakar kokoh memiliki energi yang tak bisa dihentikan, tidak juga oleh cengkeraman maut. Jalinan cinta melampaui waktu. Seperti sungai, cinta akan mengalir selamanya, dan cinta akan merengkuh semua yang berenang di dalam arusnya.
(Dari: Buku Small Miracles - 68 Kisah Nyata tentang Kebetulan-Kebetulan Tak Terduga yang Memperkaya Jiwa, karya Yitta Halberstam & Judith Leventhal. Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 2000)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar