Di tepi sungai di Provinsi Shan Dong, ada sebuah patung dari tanah liat dan sebuah patung pahatan dari kayu. Di suatu musim kemarau, patung tanah liat dan patung kayu menjalin persahabatan yang baik. Setelah sekian lama, patung kayu mulai memandang rendah patung tanah liat. Ia selalu mencari kesempatan menertawakan temannya itu.
Suatu hari, patung kayu berkata, "Kamu dulunya adalah tanah liat dari tepi barat sungai ini, lalu manusia membentuk kamu. Janganlah bangga kepada dirimu. Tunggulah sampai bulan ke-8, hujan deras memenuhi bumi dan kamu dengan cepat akan terkena air, lalu menjadi tanah kembali."
Patung tanah liat tidak peduli. Dengan serius ia berkata kepada patung kayu, "Terima kasih atas perhatianmu. Aku memang terbuat dari tanah sungai ini, kalau diterjang air sungai bisa hancur dan kembali menjadi setumpuk tanah. Aku hanya kembali ke wujud asalku. Sedangkan kamu adalah kayu dari timur yang dipahat menjadi patung. Begitu bulan ke-8, hujan deras tiba dan air sungai meluap, arus sungai akan membawamu pergi. Saat itu kamu hanya bisa mengapung di sungai, tidak tahu akan terbawa sampai ke mana. Saudaraku, kamu sebaiknya memikirkanmu sendiri."
Orang yang merasa dirinya pintar dan hebat, sebaiknya melihat dulu ke dalam dirinya. Dengan demikian, baru bisa mempertahankan kewaspadaan dan kerendahan hati.
(Dari: Buku 200 Kisah Terindah Sepanjang Masa dari China, karya Din Man. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar