Setiap orang pernah mengalami rasa takut. Saat ketakutan datang, orang bisa dibuat lumpuh dan tak berdaya. Dari manakah ketakutan datang dan bisakah orang bebas secara total dari rasa takut?
Ketakutan tidak muncul dari keterputusan hubungan diri dengan sesuatu, melainkan selalu berhubungan dengan sesuatu. Ketakutan selalu mempunyai objek: takut akan seseorang yang kejam, pemerintahan yang represif, binatang buas, sakit, tua dan mati, kehilangan, ditinggal atau kesepian, gagal, takut akan masa lampau atau masa depan.
Sesuatu yang ditakuti itu sesungguhnya berasal dari apa yang diketahui, bukan apa yang tidak diketahui. Misalnya, orang takut akan kematian. Yang membuat takut, pertama-tama bukanlah apa yang tidak diketahui tentang kematian, melainkan apa yang diketahui tentang kehidupan ini.
Di balik rasa takut akan kematian, bukankah sesungguhnya orang takut kehilangan seseorang atau sesuatu yang dimilikinya? Di balik ketakutan akan ketidakpastian nasib setelah kematian, bukankah sesungguhnya orang takut kehilangan kepastian yang dijadikan pegangan.
Segala sesuatu yang diketahui adalah produk masa lampau. Karenanya, ketakutan selalu berasal dari masa lampau. Ketakutan akan masa depan tidak lain merupakan ekspresi dari ketakutan masa lampau, yang diproyeksikan ke depan. Misalnya, orang takut mengambil tindakan tertentu di masa depan, karena pernah mengalami kegagalan dalam tindakan tertentu di masa lampau.
Bebas dari rasa takut tidak bisa dicapai melalui metode apa pun untuk melenyapkan ketakutan. Supaya bebas dari rasa takut juga tidak dibutuhkan daya upaya untuk mengatasi ketakutan. Ketakutan berakhir hanya dengan memahami ketakutan secara total.
Saat otak dibiarkan diam dan pikiran berhenti, maka ketakutan kehilangan sengatnya. Saat arus waktu dibiarkan berhenti dan kesadaran Saat Sekarang dibiarkan hadir sepenuhnya, maka ketakutan kehilangan akarnya.
(Dari: Buku Revolusi Batin adalah Revolusi Sosial, karya J. Sudrijanta, S.J. Penerbit Kanisius, 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar