Guru pernah bercerita tentang kisah sebuah cawan antik tak ternilai harganya, yang ditaksir seharga jutaan pada suatu pelelangan. Cawan itu dulu digunakan seorang pengemis yang mengakhiri hidupnya dalam kemiskinan, tanpa sadar akan harga cawan, yang digunakan untuk mengemis – mengumpulkan uang recehan.
Ketika seorang murid bertanya kepada Guru, cawan itu melambangkan apa? Guru menjawab, “Dirimu sendiri.”
Guru kemudian menjelaskan, “Semua perhatian engkau arahkan kepada pengetahuan receh yang kau kumpulkan dari buku dan guru. Lebih baik engkau perhatikan cawan yang menjadi wadahnya.”
(Dari: Buku Sejenak Bijak, karya Anthony de Mello, S.J. Penerbit Kanisius, 1987)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar