Dahulu kala ada seorang laki-laki yang bepergian mencari sebuah sungai yang mistik dan indah. Ketika ia menemukan sungai itu, ia duduk di tepinya. Ia minum, mandi, memancing, dan bermain di situ. Ia merasa sangat senang berada dekat sungai itu. Ia tinggal berhari-hari di tepi sungai itu sambil mendengarkan ajaran-ajaran mistiknya. Sebelum meninggalkan sungai itu, ia memotretnya, kemudian pulang.
Ketika tiba di rumah, keluarga, para sahabat, dan orang-orang sekotanya melihat kegembiraan yang terpancar dari orang itu. Mereka melontarkan banyak pertanyaan tentang sungai tersebut dan ingin mengetahui ajaran-ajaran mistik yang telah dipelajarinya di situ.
Lelaki itu berkata, "Kalian harus pergi sendiri ke sana dan mengalaminya sendiri. Kalian harus melihat, mendengar, menyentuh, mengalami, merasakan, dan mencium sungai itu bagi dirimu sendiri. Kata-kata tidak dapat melukiskan keindahan dan misteri yang saya alami dari sungai itu. Pergilah! Alamilah sendiri."
Tetapi, orang-orang itu menemukan gambar sungai yang dipotret lelaki tersebut. Mereka lalu menempatkan gambar sungai dalam bingkai emas, mendirikan bangunan besar, dan menggantungkan gambar itu di dindingnya, sehingga mereka bisa datang dan menatapnya berjam-jam.
Ketika melihat apa yang terjadi, lelaki itu sedih. Ia menyesal. Alangkah baiknya kalau ia tidak pernah mengambil gambar sungai yang mistik dan indah itu. (Kenneth J. Wilters)
(Dari: Buku Rangkaian Kisah Bermakna - 100 Cerita Bijak jilid ke-3, karya Brian Cavanaugh, T.O.R. Penerbit Obor, 2002)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar