Alkisah seorang profesor keagamaan asal Inggris ingin memperdebatkan kitab suci dengan seorang guru Zen terkenal. Meskipun sang guru sangat memahami bahwa spiritualitas bukan sesuatu yang pantas diperdebatkan, ia menyatakan kesetujuannya.
Pada hari yang telah disepakati, profesor datang dan dipersilakan masuk ke ruang pribadi guru Zen itu. Sang guru lalu mengambil sebuah cangkir kosong dan menaruhnya di depan profesor. Katanya, “Maukah kau minum teh bersamaku?” Profesor mengangguk.
Sang guru mengambil sepoci teh dan menuangkan isinya ke dalam cangkir. Ia terus menuang hingga cangkir penuh. Teh tumpah ke meja, lalu membasahi pangkuan profesor. Si profesor bangun dan berkata, “Apa yang kau lakukan? Tolong hentikan.” Sang guru bertanya, “Mengapa?” Profesor itu menjawab, “Cangkir itu sudah penuh, sehingga isinya tumpah.”
Saat itulah sang guru berkata, “Seperti halnya cangkir ini, pikiranmu penuh dengan berbagai pikiran, gagasan, dan pengetahuanmu sendiri. Masih adakah tempat bagiku untuk menambahkan sesuatu? Semua akan tumpah.”
Selama kita masih penuh dengan pemikiran, gagasan, prakonsep kita sendiri tentang kehidupan, orang, bahkan tentang Tuhan; maka tidak ada tempat untuk Tuhan di dalam diri kita. Jika Anda dapat mengosongkan diri dan menciptakan ruang untuk menerima Tuhan, maka Anda akan mengalaminya.
(Dari: Buku A Pearl of Awareness – Rahasia Membuka Pintu Kesadaran Anda, karya Vikas Malkani. Penerbit Buana Ilmu Populer, 2005)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar