Perhatikanlah dengan saksama gerak-gerik kodrat dan rahmat, sebab yang satu berlawanan dengan yang lain secara hampir tak kentara, bahkan orang yang mendapat terang batin pun hampir tak dapat merasakan perbedaan itu.
Kodrat itu cerdik dan menarik, ia menjerat dan menipu banyak orang, serta senantiasa bertujuan untuk kepentingan diri sendiri.
Tetapi rahmat bergerak bersahaja, menghindari segala macam kejahatan, ia tidak menggunakan alasan-alasan penuh akal, dan menjalankan segalanya hanya untuk Allah yang akhirnya menjadi tempat istirahatnya.
Kodrat bekerja untuk kepentingan diri sendiri, yang diperhatikan ialah berapa besar keuntungan yang dapat diambil dari orang lain.
Tetapi rahmat tidak memikirkan apa yang berguna dan menguntungkan bagi dirinya, melainkan lebih memperhatikan keselamatan orang banyak.
Kodrat suka dihormati dan dimuliakan.
Tetapi rahmat menyampaikan segala kehormatan dan kemuliaan dengan setia kepada Allah.
Kodrat menginginkan hal-hal fana, bersuka ria atas keuntungan duniawi, berduka cita bila kehilangan sesuatu, mudah menjadi marah karena satu kata saja yang menyinggung.
Tetapi rahmat mengutamakan apa yang kekal, tidak lekat pada yang fana, tidak merasa susah atas sesuatu yang hilang, tidak pula menjadi marah atas kata-kata yang tajam.
Kodrat bergembira atas banyak sahabat dan kerabat, ia membanggakan diri atas pangkat dan keturunan yang luhur, ia mengambil hati para pembesar, dan bermulut manis terhadap orang kaya, serta memuji-muji sesamanya.
Tetapi rahmat mengasihi juga musuh-musuhnya dan tidak sombong atas jumlah sahabat-sahabatnya, ia tidak mengindahkan kedudukan atau keturunan, kecuali jika hal itu membawa kebajikan yang lebih besar.
Dalam segala hal kodrat mencari diri sendiri, berjuang dan bertengkar untuk diri sendiri.
Tetapi rahmat menyalurkan segala sesuatu kembali kepada Allah yang menjadi sumber segalanya, ia tidak menganggap dirinya mampu berbuat sesuatu kebaikan dan tidak dengan sombong membanggakan diri atas sesuatu, ia tidak bertengkar dan tidak mengutamakan perasaannya di atas perasaan orang lain.
Rahmat ini adalah cahaya yang mengatasi kodrat, ia merupakan anugerah istimewa dari Allah. Sesungguhnya inilah tanda mereka yang terpilih dan jaminan kebahagiaan abadi. Ia mengangkat manusia dari keduniawian kepada kasih kesurgawian dan membuat manusia yang bersemangat napsu daging menjadi manusia yang bersemangat kerohanian.
Karena itu, semakin banyak kodrat ditekan dan dikalahkan, semakin banyaklah rahmat yang dicurahkan.
(Dari: Buku Mengikuti Jejak Kristus, karya Thomas a Kempis. Penerbit Obor, 1982)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar