Banyak orang beranggapan, keheningan adalah fenomena lahiriah yang bisa dialami di lingkungan yang tidak gaduh di luar. Keheningan ada di tempat sepi seperti di tengah hutan atau di puncak gunung. Orang berpikir, tidak bisa mengalami keheningan di tengah hiruk-pikuk pasar atau kesibukan harian.
Kenyataannya, orang bisa tidak hening di tengah hutan, atau bisa saja mengalami keheningan di tengah hiruk-pikuk pasar. Jadi, keheningan tidak datang dari lingkungan di luar, melainkan bersumber dari dalam batin.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita melihat pikiran kita terus bergerak tiada henti. Namun, kalau kita perhatikan lebih dalam, sering ada jeda antara pikiran yang satu dengan pikiran yang lain. Saat jeda itulah keheningan muncul, entah sekian detik atau sekian menit.
Pada titik keheningan itu, kita mengalami seperti ada ruang yang luas sekali. Di sana kita mengalami kebebasan mendalam, kejernihan pemahaman, pemurnian atas segala ketidaktahuan kita, dan kedamaian yang tak berujung. Segala pengetahuan yang kita kumpulkan bertahun-tahun di otak kita terasa tak punya arti apa-apa. Itulah yang dinamakan kecerdasan di luar jangkauan pikiran. Di sana kita memandang yang Absolut, yang Tak Diketahui, yang Tak Terbatas, atau yang disebut orang sebagai Tuhan.
(Dari: Buku Revolusi Batin Adalah Revolusi Sosial, karya J. Sudrijanta, S.J. Penerbit: Kanisius, 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar